Header Ads Widget

Renungan HARIAN KATOLIK ; KITA semua, Umat Allah, Gereja, adalah kaum beriman yang dipanggil Tuhan untuk berziarah bersama.

Sabtu, 10 September 2022 (Pekan Biasa XXIII, St Nikolaus dr Tolentino, Para Martir Jepang II, St Theobardus)
Bacaan I 1Korintus 10:14-22a
Mazmur Tanggapan Mzm 116:12-13.17-18
Injil Lukas 6:43-49

Wae Bobok tempat yang bagus dan menyenangkan untuk dikunjugi, terletak dalam kawasan hutan sebelum kampung Lando Terang. Di sini kita bisa menikmati aneka cemilan dan kopi robusta. 


"... kita ini sekalipun banyak merupakan satu tubuh"

1Kor 10:17

(Unum corpus multi sumus)

BETAPA 'banyaknya kita.' Itu bisa terbilang dalam jumlah. Dalam angka. Setiap kita adalah 'orang-orang hitungan.'
Baca juga yang ini; Pojok KITAB SUCI ; Adakah Yang Hilang dari Hatimu? Carilah dan Temukanlah Kembali!

ITULAH setidaknya yang mesti jadi dasar utama untuk satu sikap batin kita. Setiap kita pasti berhadapan dengan 'banyak orang.' Dengan segala 'variasi isi dan cara berpikir, mental hingga sikap-sikap yang khas.'

BERGEMBIRALAH! Sebab dari 'banyaknya kita yang variatif itu' selalu ada peluang untuk saling memperkaya. Pun saling melengkapi. Kita selalu punya 'orang yang setia menggenapkan yang sedikit, kurang dan terbatas dalam diri kita.'

Baca juga yang ini : Satu Permenungan: Berani Memeluk Diri Yang Tak Indah

TETAPI, bukankah kita punya sesuatu, walau apa adanya, untuk melengkapkan apa yang kurang dan terbatas dalam diri sesama? Itulah yang mesti terjadi dan sepantasnya dialami dalam kebersamaan apa saja.

DI titik ini, sebenarnya hanya ada satu syarat buat setiap kita. Sediakanlah ruang terbuka hijau dalam diri kita demi kehadiran sesama. Dengan demikian, siapapun sesama, ia tetap jadi orang hitungan dalam diri kita.



YANG jadi awal kasak-kusuk dalam kebersamaan, saat sesama itu kita depak untuk tidak lagi jadi orang hitungan. Artinya, 'bagiku ia tak terhitung lagi; ia sudah di luar hitungan. Maksudnya jelas, itu tadi, ia sudah tak punya tempat lagi di hati ini. Wah, betapa kejamnya dunia!

RASUL PAULUS punya seruan tegas untuk orang Korintus. Iya, jemaat Korintus yang sekian vatiatif itu. Jangan lagi setiap orang, dengan kelompokya sendiri-sendiri 'mau tunjuk hebat, benar, dan salehnya' punya sendiri pula. Lalu lengserkan yang lain.



RASUL PAULUS memang tak sangkal akan kenyataan majemuk itu. Tetapi di atas segalanya "SATU TUBUH DI DALAM YESUS" adalah segalanya. Itulah prinsip semangat persekutuan suci yang mesti jadi nyata.

KITA semua, Umat Allah, Gereja, adalah kaum beriman yang dipanggil Tuhan untuk berziarah bersama. Maka bertarunglah untuk meraih sesama dalam Kasih. Dalam spirit 'satu Tubuh.' Pada saat yang sama, kita sebagai 'satu tubuh' dapat memandang dunia nan luas penuh harapan ceriah.

KARENA "satu tubuh" ma
ka mesti dijauhkan dan disingkirkan segala sikap untuk 'pilah-pilah orang, pilih-pilih orang, pecah-pecah orang.' Mungkin hanya demi ingin menjawabi keinginan dan kepentingan diri sendiri.

Tetapi, tetaplah kita bersemangat dalam Kasih: Tiada apapun yang dapat memisahkan kita...


Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati. Amin

Posting Komentar

0 Komentar