Header Ads Widget

Temu Sapa Uskup Ruteng, Mgr Sipri Hormat dengan Para Imam dan Religius asal Indonesia wilayah Napoli-Italia



“Ajarilah Kami Bahasa CintaMu"

Para Imam dan Religius asal Indonesia wilayah Napoli-Italia 

RD Lian Angkur
(Napoli-Italia)

umpungjayasiar.com, Roma. Perjumpaan selalu mendatangkan sukacita dan harapan. Kurang lebih itulah suasana hati yang dialami oleh para imam dan religius asal Indonesia, yang berkarya di wilayah Napoli. Pada Minggu, 18 September 2022, Uskup Ruteng, Mgr Sipri Hormat sempatkan diri untuk adakan kunjungan animatif bagi para pengurus dan anggota Irrika (Ikatan rohaniawan-wati se-Indonesia di Kota Abadi) wilayah Napoli.

Kehadiran Uskup Sipri disambut penuh ramah oleh Uskup Auxilier Napoli, Mgr Michele Auturo. Setelah temu pribadi dengan Mgr Auturo, acara dilanjutkan dengan pertemuan bersama dengan lebih dari se-ratusan dari 400-an anggota Irrika-wilayah Napoli.

Pertemuan penuh akrab persaudaraan itu dilangsungkan di aula Seminario Archivescoville Alessio Ascalesi di Napoli. Sr Maria Helmina Jeniu, MBC, sebagai moderator, ucapkan selamat datang kepada Mgr Sipri, dan jelaskan panorama umum para Anggota Irrika-Napoli, pun termasuk kongregasi religius yang berkarya di Indonesia, termasuk di Keuskupan Ruteng.

Baca juga yang ini; Renungan HARIAN KATOLIK; Jangan menahan kebaikan terhadap orang yang berhak menerimanya...

Mgr Sipri Hormat dalam bicang-bincang animatif ini berkenan sampaikan beberapa pokok pikiran kunci, sebagai berikut:

Pertama, bahwa kehidupan rohani adalah hakekat hidup dari para imam dan kaum religius. Di situ yang menjadi nyata adalah relasi yang dalam dan intens antara seorang imam-religius dengan Tuhan yang memanggil. Sebab itu, kata Mgr Sipri, “Doa pribadi-komunitas, refleksi, warisan spiritualitas tarekat atau ordo, dan terutama perayaan ekaristi mesti jadi kunci dasar dan utama kehidupan setiap anggota religius dan imam.”

Baca juga yang ini; Pojok KITAB SUCI; Mana Mungkin Kau Mendua Hati?

Temu Sapa Uskup Ruteng, Mgr Sipri Hormat dengan Para Imam dan Religius asal Indonesia wilayah Napoli-Italia

Kedua, bahwa kesaksian hidup mesti menjadi nyata dan terang. “Ini terutama dalam perkembangan dunia yang semakin tak terbendung, kaum religius dan para imam, tetap dipanggil untuk memberikan kesaksian hidup yang tangguh,” kurang lebih harapan Mgr Sipri.

Kesaksian hidup itu memang mesti sukacita kehidupan kaum religius dan para imam. Dunia dengan segala pergolakannya kini memang sungguh menantang. Itu bisa muncul ketika dunia dikaburkan oleh situasi resesi nilai-nilai hidup. Dalam situasi seperti itu, kaum religius dan para imam dipanggil untuk tetap teguh dalam memberikan warna semangat Injili
Ketiga, bahwa perubahan dan perkembangan dunia (dalam konteks kota Labuan Bajo, misalnya) adalah kenyataan ‘yang tak terhindarkan.’ Karena itu ada harapan besar dari Mgr Sipri agar Kongregasi Religius mampu menanggapi situasi.

“Kita berharap agar para suster ini, misalnya, dapat hidup dan berkarya di tempat-tempat periferia. Yang belum terlayani secara maksimal dalam banyak hal praktis seperti asrama, panti asuhan, klinik, termasuk juga kunjungan umat, dan masih banyak tanggap pastoral lainnya.”

Dalam nada santai, akrab namun menukik, Mgr Sipri ungkapkan satu pesan, “Semoga kita tidak hanya di kota Ruteng saja. Tetapi juga berani layani umat di tempat-tempat yang sulit dan jauh dari alam kota. Sebab Umat Allah sungguh rindukan kehadiran para suster untuk ada bersama mereka.”

Keempat, Mgr Sipri juga berbicara tentang relasi kerjasama antara Kongregasi dengan Gereja Lokal. Semuanya berjalan dalam semangat melayani Umat Allah. Gereja Lokal Keuskupan Ruteng menyadari arti penting kehadiran dan karya pastoral-misioner dari para religius. Dan ini sungguh memberi warna bagi kehidupan Gereja.


Baca juga yang ini; Isu stunting dibahas pada Kursus Persiapan Perkawinan Katolik (KPPK) di Paroki Ekaritis Kudus Ka Redong

“Saya ucapkan limpah terimakasih kepada kongregasi yang telah berkarya di Keuskupan Ruteng,” kata Mgr Sipri. Dalam nada penuh harapan terungkap kata hati, “Kepada para pimpinan biara dan komunitas, tolong jaga dan perhatikan anak-anak saya ini. Orangtua dan keluarga telah serahkan mereka untuk menjadi bagian inti dari panggilan hidup kongregasi.”

Dalam nada canda, namun terarah Mgr Sipri menyentil, “Dopo che aver passato la formazione qui in Italia, perfavore non dimenticare di tornare in Indonesia, specialmente a Ruteng….” Sesudah formasi jadi religius, jangan lupa kembali ke Indonesia, khususnya ke Ruteng.

Kelima, “Mari kita tetap jaga hidup rukun penuh persaudaraan.” Salah satu point yang ditegaskan adalah hidup rukun berdampingan dengan saudara-saudari kaum muslim. “Kenyataan hidup yang kita alami dalam masyarakat dan terutama dalam keluarga kita sendiri adalah hidup sebagai saudara. Dan itulah yang harus kita jaga dan kembangkan. 
Untuk memulai hidup rukun dalam konteks yang lebih besar dan luas, kita mesti belajar hidup bersaudara dari keluarga kita sendiri” demikian harapan Mgr Sipri.

“Dalam forum yang resmi, misalnya dalam FKUB, kita selalu berdialog untuk meningkatkan kesadaran hidup bersama sebagai umat yang percaya kepada Tuhan,” Kata Mgr Sipri.

Pertemuan sukacita bersama dilanjutkan dengan salaman dan foto-foto bersama. Tak lupa pula para Madre Generale yang sempat hadir ucapkan rasa sukacita atas kehadiran Uskup Ruteng, Mgr Hormat, juga terutama bahwa mereka dapat hadir dan berkarya di wilayah Keuskupan Ruteng.

Temu-Jumpa penuh akrab ini ditutup dengan Lagu “Bahasa Cinta.” Bisa ditangkap sebagai satu ajakan kunci untuk “Lakukan semuanya dalam Kasih” (Omnia in Caritate) sebagaimana yang dipesankan oleh Rasul Paulus.

Terimakasih untuk Mgr Sipri untuk kunjungan animatif ini.
Terimakasih pula untuk Pater Anicetus S. Bali, dkk, Koordinator Irrika-Napoli yang telah merancang pertemuan ini.

Kontributor: RD Lian Angkur


Posting Komentar

0 Komentar