Header Ads Widget

Pojok KITAB SUCI; Kristus Raja Cinta yang Menyapa Istana Hati Kita

Kristus Raja Cinta yang Menyapa Istana Hati Kita
Bacalah Injil Lukas 23:35-43


“Ketika Cinta adalah raja, Kesetiaan adalah mahkotanya…”
(Kahlil Gibran, seniman – penyair – penulis, 1883 – 1931)



P. Kons Beo, SVD

Baca juga yang ini; Gema Piala Dunia Qatar 2022: Sukacita Tipis dalam Kebisuan Tebal


Yakinkah Yesus Kristus itu Raja? Seperti apakah sosok Dia sebagai seorang Raja? Sekilas dari kisah-kisah Kitab Suci, nampaknya Dia adalah figur Raja penuh kontroversi. Penuh tanya. Dan selalu ada jawaban terbuka untuk direnungkan. KelahiranNya yang sunyi sungguh menyentak dan bikin heboh di hati Herodes dan seisi Yerusalem (cf Mat 2:3). Bukan kah tiga majus dari Timur itu ke Yerusalem untuk menyelidik penuh tanya?


“Di manakah Dia, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia” (Mat 2:2).


Sungguh! Para majus itu datang untuk menyembahNya sebagai Raja pada hari kelahiranNya. Dan jalan menuju kematianNya? “Sebagai Raja” adalah salah satu alasan berat bahwa Yesus dihukum mati. Di pengadilan itu, Pilatus penuh gusar bertanya, “Engkaukah Raja orang Yahudi?” (Luk 23:3; Yoh 18:34). Dan bagi para serdadu, Raja yang tersemat pada Yesus menjadi sasaran hinaan penuh keji, “Salam, hai Raja orang Yahudi” (Yoh 19:3).


Dan di tiang salib itu, tetaplah tertulis apa yang dimandatkan Pilatus, “Sekali kutulis tetap kutulis” (Yoh 19:22). Tak pernah boleh mengubahnya untuk mengatakan ‘seolah-olah’ Dia sendirilah yang mengangkat Diri sebagai Raja.



Di hadapan Yesus, Tuhan dan Raja yang dimuliakan, Gereja pada hari ini ‘menyembah dan memuliakanNya sebagai Raja Semesta Alam.

Baca juga yang ini;Renungan Harian Katolik; TUGAS mulia kita hanyalah satu, Pertebalkanlah keyakinan kita akan pilihan kita sendiri

Tetapi, seperti apakah sosok raja bagi Yesus? Dalam takaran fana – dunia, layak kah Yesus dimulikan sebagai Raja?
  • Raja yang dilahirkan dan dibaringkan dalam sebuah palungan? Ditemani oleh kesederhanaan para gembala, orang-orang kecil?
  • Raja tanpa pengawal dan memang tak ada kawalan? Tanpa prajurit?
  • Raja yang tunggangi keledai pinjaman untuk memasuki kota Yerusalem?
  • Raja yang ditinggalkan ‘orang-orang dekat’ ketika di Getsemani hingga mencapai tiang penyaliban?’
  • Raja yang dikhianati Iskariot demi 30 keping uang perak dan disangkal Simon Petrus, sang murid?
  • Raja yang dihina penuh derita dan bermahkota duri?
  • Raja yang sungguh tak berdaya hingga pada hari akhirnya di salib?
  • Raja yang hingga hari-hari ini pun tetap saja dihina? Yang karena namaNya, kebencian dan tekanan tetap saja diarahkan?

Bagaimana pun, Yesus tetaplah Raja Semesta! Dialah Raja yang memiliki visi dan orientasi Kasih dalam seluruh peristiwa hidupNya. Dalam Kasih, Ia menyusuri kisah-kisah kehidupan manusia yang nyata. Ia merajai hati manusia dengan tindakan-tindakan pembebasan. 


Kristus Raja hadir untuk membawa pesan-pesan perdamaian. Ia menggugurkan ‘kebencian dan balas dendam’ dalam tegasanNya agar manusia harus saling mengampuni! Ia yakinkan manusia bahwa cintai damai harus lebih kuat dari perlengkapan senjata perang dan kekerasan. “Sarungkanlah pedangmu!” (Yoh 18:10) adalah tegasan kontra kekerasan dan pesan damai Getsemani yang mesti terus dihayati oleh manusia dalam keseharian.



Kristus Yesus adalah Raja “yang berjalan dari satu tempat ke tempat lain sambil berbuat baik” (cf Kis 10:38). Ia mengamatkan kepada manusia nilai-nilai Kabar Baik dan gema pesan Kerajaan Allah. Dia adalah Raja yang menuntun kita untuk tinggalkan ‘yang silam dan sudah-sudah’ demi masuk dan hidup di dalam alam baru, dalam Primat Agung KasihNya.


Saat kita mengakuiNya sebagai Raja, di saat itu pula kita kembali kepada satu kesadaran dan panggilan hidup sebagai ‘warga KerajaanNya.’ “KerajaanNya sungguh bukan dari sini, dari dunia ini” (cf Yoh 18:36). Dan, Yesus tetap menuntun kita kepada titik akhir dan sempurna dari KerajaanNya.



Sekian banyak pesan dan ajaran semangat hidup baru dari Yesus, Raja dan Tuhan. Kita menangkap semuanya dalam nada Cinta Kasih. Yang kokoh dan tak pernah terkalahkan. Dan ‘semangat Kasih’ itulah yang harus jadi warna dasar dari ‘marwah Kerajaan di dalam Yesus.’

Yesus, Tuhan dan Raja Semesta, memberikan perintah kepada semua kita dan semesta,

“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan mengakui bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi”
Yoh 13:34-35

Dalam dunia yang tervirus oleh sekian banyak kepentingan sendiri, kelompok dan sepihak, kita mudah untuk jauh dari ‘pesan-pesan kasih yang mempersatukan.’ Kita mudah tersekap dan retak dalam cara pandang yang terkotak-kotak, sempit, dan yang berkiblat hanya pada cita-cita, kehendak, serta seluruh kemauan sendiri.


Maka, ketika kita merayakan “Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam” biarlah seluruh diri dan ziarah hidup kita selalu terarah pada ‘semesta yang luas membentang’ pula. Hanya dengan keyakinan dan tindakan seperti ini, kita bisa menggapai siapa pun sesama kita; kita sanggup untuk ‘memadamkan segala kecenderungan yang sempit, demi hidup dan kepentingan yang jauh lebih luas.


Pandanglah selalu Yesus, Raja kita. Dia sungguh Raja dalam gema Kasih. Dia bermahkotakan duri kesetiaan hingga wafat, ‘bahkan wafat di kayu salib’ (Flp 2:8). Kini, Ia telah kembali ke singgasana surgawi. Untuk bertakhta dalam keabadiaan KerajaanNya.


Yesus, Tuhan, Raja kita, kini ‘hanya mau meminjam istana hati setiap kita’ agar nilai-nilai KerajaanNya tetap hidup, bertumbuh dan berkembang. Untuk menyapa bentangan luasnya dunia. Dalam perjalanan waktu yang masih terus berlanjut.


Dan adalah tugas kita semua untuk melanjutkan pesan-pesan KerajaanNya ‘yang bukan dari dunia ini.’ Iya, yang bukan menurut perhitungan dan hukum-hukum dunia!



Bukan kah demikian?
Verbo Dei Amorem Spiranti
Selamat Hari Minggu - Hari Raya Kristus Raja

Tuhan memberkati.

>

Posting Komentar

0 Komentar