Header Ads Widget

Pembangunan Berketahanan Iklim (PBI) Melalui Pendekatan Kawasan Dan Lintas Sektor


PEMBANGUNAN BERKETAHANAN IKLIM (PBI) MELALUI PENDEKATAN KAWASAN DAN LINTAS SEKTOR

Seminar Nasional Tentang Pembangunan Berketahanan Iklim bertempat di Aula Kantor Bupati Manggarai Barat (8/12/2023)



umpungjayasiar.com, L bajo. Kementrian PPN/Bappenas (2021) telah menetapkan lokasi-lokasi di seluruh wilayah RI yang memiliki Potensi Bahaya Tinggi, Kerentanan Tinggi dan Indeks Resiko Bencana Tinggi terkait iklim pada sector-sektor pembangunan, a.l Kelautan dan Pesisir, Air, Pertanian dan Kesehatan. Semakin suatu wilayah memperlihatkan resiko bahaya atau kerentanan tinggi untuk setiap atau semua sector, semakin tinggi prioritas perhatian/penanganan yang diperlukan bagi daerah tersebut untuk bisa bertahan. Pembangunan Berketahanan Iklim menjadi pilihan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak Perubahan Iklim.

Di 3 Kabupaten di Manggarai Raya (Flores Barat, NTT), status mendesaknya perhatian terhadap efek Perubahan Iklim pada 4 sektor di tersebut dikategorikan, sebagai berikut:

Kabupaten

Sektor

Kategori

Manggarai

Air

Prioritas

 

Kelautan dan Pesisir

Prioritas

 

Pertanian

Top Prioritas

Manggarai Barat

Air

Super Prioritas

 

Kelautan dan Pesisir

Super Prioritas

 

Kesehatan

Super Prioritas

 

Pertanian

Super Prioritas

Manggarai Timur

Air

Super Prioritas

 

Kelautan dan Pesisir

Super Prioritas

 

Pertanian

Super Prioritas



Sayangnya, sangat sedikit orang atau lembaga (baik pemerintah maupun di luar pemerintah) setempat yang sadar akan hal ini. Masih  diperlukan upaya-upaya penyebaran informasi tentang dampak perubahan iklim sebagai hal paling dasar dalam membangun ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim. Yayasan Ayo Indonesia selama ini terus mendorong Pemerintah Kabupaten dan Desa untuk memberi perhatian serius pada isu perubahan iklim.


Bekerja sama dengan kelompok-kelompok tani dan warga terpinggirkan, Pemerintah Desa, Orang Muda, Warga Disabilitas, dan Pemerintah Kabupaten, dalam dua tahun terakhir, Yayasan Ayo Indonesia aktif menyuarakan isu ini.


Karena dipandang memiliki kesamaan pola klimatologis dan karakteristik budaya, lembaga ini mendorong kerja sama antara 3 Pemerintah Kabupaten (Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur) untuk membangun gerakan bersama di bawah perjanjian kerja sama formal, yang sehari-harinya akan dikelola oleh apa yang disebut Sekertariat Bersama Pembangunan Berketahanan Iklim Manggarai Raya. Walau baru dibentuk, Kerjasama ini telah mendorong berbagai kegiatan lintas kabupaten, antara lain Seminar Nasional Pembangunan Berketahanan Iklim, yang lebih lanjut dijelaskan berikut ini.

Seminar Pembangunan Berketahanan Iklim


Seminar Nasional telah dilaksanakan pada 8 Desember 2023 di Aula Kantor Bupati Manggarai Barat. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Sekretariat Bersama Pembangunan Berketahan Iklim mengikutsertakan lembaga pemerintah, NGO, Tokoh Agama dan Perhimpunan Nelayan atas dukungan beberapa Lembaga Nasional, antara lain Yayasan Patirro/Program VICRA (Jakarta), Yayasan Humanis (Jakarta), Yayasan KEHATI, dan Koalisi Pangan Baik.

Kegiatan bertujuan: 1) Penyadar-tahuan pemerintah, pemerintah desa, dan masyarakat akan dampak buruk perubahan iklim terhadap berbagai sector kehidupan. 2) Memamparkan skema dukungan kebijakan dan pendanaan Pemerintah Pusat bagi daerah dalam rangka PBI, dan 3) Membangun komitmen kerjasama antar daerah di Manggarai Raya terkait PBI.


Seminar yang dibuka resmi oleh Bupati Manggarai Barat ini menghadirkan narasumber dari tingkat Kementerian terkait di Jakarta.


Perjanjian Kerja Sama 3 Kabupaten


Sebagai satu kesatuan, Seminar Nasional ini juga terkait dengan ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara 3 Kabupaten yang disebutkan di atas, pada tanggal 7 Desember 2023, di Kantor Bappeda Manggarai Barat. Dokumen ini ditandatangani oleh 3 Kepala Bappeda/Bapperida/Bappelitbangda 3 Kabupaten.

Para pemangku Kepantingan di Manggarai Raya berpartisipasi pada seminar nasional tentang Pembangunan Berketahan Iklim di Labuan Bajo


PKS ini adalah turunan dari sebuah Memorandum of Understanding antara 3 Kabupaten yang ditandatangani oleh 3 Bupati, Bupati Manggarai, Bupati Manggarai Barat dan Bupati Manggarai Timur.


Hasil Seminar


Kegiatan Seminar Nasional ini menghasilkan beberapa hal penting dalam bentuk tersampaikannya informasi berkaitan dengan kebijakan PBI dari Pemerintah Pusat (Kementrian Dalam Negeri, PPN/Bappenas dan BPDLH). Peserta (75 orang) paham tentang dampak perubahan iklim dan Kebijakan Pembangunan Berketahanan Iklim terhadap berbagai sector kehidupan.

Kerja sama lintas daerah  dijelaskan kepada narasumber seminar, untuk mendapat tanggapan, terutama tentang dukungan Pemerintah Pusat untuk isu PBI secara umum dan inisiatif kerja sama antara daerah, seperti yang dimaksudkan di dalam dokumen yang disebutkan di atas.


Akan halnya kebijakan dan dukungan Pemerintah Pusat, penting dicatat beberapa hal berikut:

  1. Permendagri Nomor 10 Tahun 2023 tentang Pedoman Penyusunan RKPD Tahun 2024 dan Draft Permendagri tentang Pedoman Penyusunan RPJPD 2025-2045. Regulasi ini menegaskan bahwa Pemerintah Daerah dalam hal ini Sekretariat Daerah (SETDA) bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bertanggungjawab untuk menentukan aksi adaptasi dan mitigasi guna mencapai Nationally Determined Contributions (NDC) yang berisi target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga tahun 2030, di sektor Kelautan dan Perikanan, Pertanian, Kehutanan, Lingkungan Hidup, ESDM, Perindustrian dan Kesehatan.
  2. Regulasi ini juga, kata Arief Fibriyanto, S.Sos, M.Si, dari DitJen Bina Pembangunan Daerah Kementrian Dalam Negeri menjelaskan secara lugas tentang urusan yang berkaitan dengan isu Perubahan Iklim di berbagai sector, antara lain dalam Nomenklatur Kepmendagri 900.1.15.5.1317 Tahun 2023.
  3. Narasumber Joko Tri Haryanto dari BPDLH di Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga menjelaskan bahwa Perubahan Iklim merupakan Prioritas Nasional. Pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim merupakan bagian dari Agenda Nasional melalui upaya membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim.
  4. Terkait pendanaan untuk isu PBI, narasumber yang sama juga menegaskan bahwa bisa dilakukan berbagai upaya, seperti optimalisasi APBN dan Non-APBN (Carbon Trading, Investasi Swasta and CSR, Sektor Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank), Pasar Modal, Filantropis dan BUMN).
  5. Lebih lanjut, beliau juga memaparkan tentang kemungkinan pendanaan yang disiapkan oleh Lembaga Internasional, antara lain Green Climate Fund, Global Environment Facility, Adaptation Fund, MDBs.
  6. BPDLH bisa bekerja sama dengan stakeholder di daerah khusus untuk mengelola hutan adat dengan tujuan untuk perdagangan karbon namun catatannya Hutan Adat tersebut telah mendapatkan pengakuan status dan hak pengelolaan oleh Negara.
Rekomendasi

Para pemangku kepentingan yang berpatisipasi pada seminar ini berhasil merumuskan beberapa poin rekomendasi, sebagai berikut; 

  1. Sekretariat Bersama (SEKBER) PBI membangun jaringan kerjasama dengan berbagai pihak khususnya lembaga Pemerintah, misalnya BPDLH dan lembaga non-pemerintah untuk pendanaan PBI di 3 kabupaten.
  2. Pemerintah Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur wajib mengalokasikan dana untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan PBI (PKS Pasal 7, ayat a, terkait Hak dan Kewajiban) yang sejalan dengan Permendagri Nomor 10 Tahun 2023 tentang Pedoman Penyusunan RKPD Tahun 2024 dan Draft Permendagri tentang Pedoman Penyusunan RPJPD 2025 - 2045
  3. Sekber PBI menyelenggarakan suatu pertemuan resmi untuk memperkenalkan dirinya kepada Kementerian PPN/Bappenas, Kemendagri, BPDLH dan Lembaga Non Pemerintah (Nasional/Internasional).

Terus Belajar untuk menjadi berarti


Mari kita renungkan kata-kata St Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
-Pendiri SVD        : 1875
-Pendiri SSpS       :  1889
-Pendiri SSpS-Ap:  1896

  1. "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya." 
  2. "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
  3. Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak  boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
  4. "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
  5. "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."

St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN


Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bahaya Perangai Kasar, Nalar Semestinya Sehat


Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
https://www.indonesiana.id/profil/27530/Richard-Roden 


Yayasan Ayo Indonesia atas dukungan Missionprokur SVD Steinhauzen Swiss melakukan suatu survei pasar untuk mengetahui pasokan dan permintaan sayur-sayuran di Pasar Lembor, Ruteng, dan Borong. Hasil survei ini kemudian menjadi acuan dalam menyusun suatu panduan pola dan waktu tanam yang terfokus pada pasar  

   Mangga bantuan dari Program kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss, ternyata tumbuh baik dan sudah menghasilkan uang untuk penerima bantuan bibit mangga tersebut tahun 2014 di Lengkong Cepang, Lembor Selatan.Didokumentasikan oleh Stef Jegaut, Selasa (15/8/2023) 




Pada program Pemberdayaan Sosial-Ekonomi, kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss tahun 2014, salah satu kegiatannya, adalah mempromosikan pembuatan Toilet dan Septik Tank menggunakan bambu untuk menggantikan fungsi besi beton, ternyata masih bertahan kuat sampai saat ini di Lengkong Cepang. Didokumentasikan oleh Stef Jegaut,Selasa (15/8/2023).

Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar)


Jasa Rental Kendaraan untuk Anda, Kami Siap Melayani dengan HATI:




Ayo Merawat Bumi, Rumah Kita Bersama
Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong

Posting Komentar

0 Komentar