30 Maret 2024...
Kini, Tuhan benar-benar tiada. Sungguh, IA telah diambil orang. Suasana 'ketiadaan dan ketanpaan' sudah tercipta. Sejak "Selesailah sudah" di puncak Kalvari. Iya, sejak pula Yusuf Arimatea dan Nikodemus memakamkanNya (Yoh 19:38-42). Yesus tak terlihat lagi. Sebab Yesus mesti rasakan rahim kefanaan bumi. Alami kegelapan makam.
Tidak kah setiap kita pernah alami kisah 'ketiadaan dan kehilangan?' Larut dalam sunyi, sepi, tanpa harapan, hilang semangat? Di kisah-kisah kehilangan dan ketiadaan' itu, bola mata ini mesti terlatih 'sebatas bayang memandang dalam tatapan yang sungguh kosong.'
Di Sabtu suci ini, kita jadi Gereja Sunyi. "Tak ada Tuhan lagi di Tabernakel yang telah jadi kosong. Dan Altar Suci itu pun benar-benar telah telanjang. Tanpa sehelai kain penutup. Iya, "Tuhan benar-benar telah tiada." Sebab, Tuhan telah serentak 'jadi Imam dan Korban' di atas 'altar Kayu Salib.'
Tidak kah kita teringat akan kata-kataNya penuh makna? "Mempelai itu segera diambil dari tengah-tengah mereka. Dan pada waktu mereka bakal berpuasa" (cf Mat 9:15). Yesus, Tuhan dan Guru yang telah diambil, sungguh membawa 'para murid dan kita semua' dalam puasa penuh sunyi.
Bagaimanapun, 'kehilangan, ketiadaan, ketanpaan, dan kesunyian' itu mesti dihadapi dalam tatapan akan masa mendatang penuh rindu. Gereja, kita semua, tak boleh digilas mati rasa tanpa daya. Tidak! Sabtu Suci nan sunyi mesti jadi alam menenun harapan baru.
Tuhan yang 'tiada' sesungguhnya ingin menakar daya dan rasa rindu dan harapan kita. Semuanya demi ziarah kita selanjutnya. Di kesunyian Sabtu Suci marilah berucap: "Tuhan aku tetap berharap dan merindukan kehadiran dan daya SabdaMu yang meneguhkan.....
Iya, pada Yesus yang 'tiada, tak terlihat, dan telah dimakamkan' Gereja, kita sungguh menaruh harapan. Di ucap bibir penuh iman, kita lantang berucap tentang Yesus, Tuhan "yang menderita, wafat dan dimakamkan. Dari situ IA akan datang mengadili orang hidup dan yang mati...."
Sungguh, Yesus 'Biji Gandum' yang mesti jatuh dan ditanahkan. Dan, dari situlah, ada harapan akan kehidupan baru bagi semesta.
Dan bagi kita?
Itulah pula satu panggilan kesaksian bagi kita semua. "Jatuh ke tanah dan mati agar menghasilkan banyak buah." Di suatu saat nanti, setiap kita alami ketikanya untuk disunyikan dalam tanah. Itulah sabtu penuh sunyi dari setiap kita.
Namun, dalam Tuhan tetaplah ada HARAPAN....
Pater Kons Beo, SVD |
Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bahaya Perangai Kasar, Nalar Semestinya Sehat
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
0 Komentar