(Pekan Suci, St Rupertus, St Yohanes dr Mesir)
Bacaan I Yesaya 50:4-9a
Mazmur Tanggapan Mz 69:8-10.21-22.31.33-34
(Ref: Demi kasih setiaMu yang besar, ya Tuhan, jawablah aku pada waktu Engkau berkenan)
Injil Matius 26:14-25
"Bukan aku, ya Tuhan?"
Mat 26:22
(Numquid ego sum Domine)
TAK SELAMANYA KITA SUCI LAHIR DAN DI DALAM BATIN....
KITA memang mesti hati-hati dengan gelagat pencitraan diri. Benar, bahwa kita mesti punya rasa hati tergugah. Demi menjadi pribadi jempolan. Yang bebas dari segala situasi dan sisi suram.
KITA bertarung untuk pertahankan gambaran diri tanpa cacat. Ada selalu pada area positif. Kita pastikan diri sendiri selalu di zona keharuman. Kita benar-benar ingin tercitra dan terakui istimewa dengan segala keluarbiasaan
GELORA hati seperti ini bisa semakin menggelembung. Ini terutama ketika terjadi satu dua kisah suram. "Bukan aku dan kami! Tapi kamu, dia, mereka itulah yang jadi sumber keonaran." Betapa ada kecenderungan posisikan diri dan kelompok sendiri pada lingkaran positif. Dan pasti 'yang bukan kami lah' yang jadi sumber berbagai gelagat eror.
PENCITRAAN diri yang sengit sering tanpa sadar lambungkan 'kegagahan' diri sendiri. Dan adalah ketidakhebatan sesama diracik sebagai modal telak untuk menanjakkan peringkat diri. Suatu 'keuntungan' yang mesti dimanfaatkan.
DI PERJAMUAN malam itu ada perasaan sedih teramat dalam di lubuk hati para murid. Sebab kata Yesus, "Sesungguhnya seorang dari kamu akan menyerahkan AKU" (Mt 26:21). Memang, adalah lebih mudah bagi masing-masing murid untuk mengatakan: 'Bukan aku, ya Tuhan?'
DI HADAPAN salib dan derita Tuhan, patutlah kita akui tulus. Ada salah dan dosa yang kita perbuat. Dan Tuhan mesti mengambil semuanya. Dalam cintaNya yang tak berbatas. KasihNya sungguh mulia untuk membawa kita di jalan keselamatan.
ADA sekian banyak sesama yang jauh dari senonoh di jalan hidup dan tingkahnya. Apakah kita membawanya penuh tulus walau hanya dalam sepotong doa penuh harapan? Atau kita hanya sebatas bangga berceriah, "Yang penting bukan aku, ya Tuhan?"
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin
Bacaan I Yesaya 50:4-9a
Mazmur Tanggapan Mz 69:8-10.21-22.31.33-34
(Ref: Demi kasih setiaMu yang besar, ya Tuhan, jawablah aku pada waktu Engkau berkenan)
Injil Matius 26:14-25
"Bukan aku, ya Tuhan?"
Mat 26:22
(Numquid ego sum Domine)
TAK SELAMANYA KITA SUCI LAHIR DAN DI DALAM BATIN....
KITA memang mesti hati-hati dengan gelagat pencitraan diri. Benar, bahwa kita mesti punya rasa hati tergugah. Demi menjadi pribadi jempolan. Yang bebas dari segala situasi dan sisi suram.
KITA bertarung untuk pertahankan gambaran diri tanpa cacat. Ada selalu pada area positif. Kita pastikan diri sendiri selalu di zona keharuman. Kita benar-benar ingin tercitra dan terakui istimewa dengan segala keluarbiasaan
GELORA hati seperti ini bisa semakin menggelembung. Ini terutama ketika terjadi satu dua kisah suram. "Bukan aku dan kami! Tapi kamu, dia, mereka itulah yang jadi sumber keonaran." Betapa ada kecenderungan posisikan diri dan kelompok sendiri pada lingkaran positif. Dan pasti 'yang bukan kami lah' yang jadi sumber berbagai gelagat eror.
PENCITRAAN diri yang sengit sering tanpa sadar lambungkan 'kegagahan' diri sendiri. Dan adalah ketidakhebatan sesama diracik sebagai modal telak untuk menanjakkan peringkat diri. Suatu 'keuntungan' yang mesti dimanfaatkan.
DI PERJAMUAN malam itu ada perasaan sedih teramat dalam di lubuk hati para murid. Sebab kata Yesus, "Sesungguhnya seorang dari kamu akan menyerahkan AKU" (Mt 26:21). Memang, adalah lebih mudah bagi masing-masing murid untuk mengatakan: 'Bukan aku, ya Tuhan?'
DI HADAPAN salib dan derita Tuhan, patutlah kita akui tulus. Ada salah dan dosa yang kita perbuat. Dan Tuhan mesti mengambil semuanya. Dalam cintaNya yang tak berbatas. KasihNya sungguh mulia untuk membawa kita di jalan keselamatan.
ADA sekian banyak sesama yang jauh dari senonoh di jalan hidup dan tingkahnya. Apakah kita membawanya penuh tulus walau hanya dalam sepotong doa penuh harapan? Atau kita hanya sebatas bangga berceriah, "Yang penting bukan aku, ya Tuhan?"
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin
Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bahaya Perangai Kasar, Nalar Semestinya Sehat
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
0 Komentar