UMPUNGJAYASIAR.COM
![]() |
Kampung Wela, Desa Golo Worok/Foto RR |
Usaha sayur-sayuran untuk Ekonomi, Gizi dan Ekologi (3-i) |
Pendekatan Lejong Farmer to Farmer membawa inspirasi bagi Petani untuk memilih Agrobisnis sebagai sumber penghidupan
Lejong dalam tradisi orang manggarai merupakan salah satu cara membangun dan memperkuat relasi persaudaraan untuk pertukaran gagasan, saling berkunjung untuk sekedar berbagi pengalaman, menanyakkan khabar ataupun untuk menyelesaikan soal dan mungkin diskusi merumuskan aksi mengatasi kesulitan hidup secara bersama-sama. Lejong tentu didasari oleh kehendak baik untuk berbagi, meneguhkan, kepedulian, menunjukkan keberadaan sebagai mahluk social, atau membunuh kesepian yang dirasakan oleh yang datang sebagai tamu dan tuan rumah yang menerima kunjungan lejong tersebut.
umpungjayasiar.com, RUTENG. Pada era saat ini, lejong sangat penting dilakukan, tentu harus lebih berkualitas terkait isi lejong itu sendiri, misalnya membahas dampak dari konten informasi di media social yang begitu mudah diakses oleh hampir semua orang. Bisa juga membahas tentang dampak dari perubahan yang sedang terjadi agar kita tidak terbuang atau terpinggirkan oleh perubahan itu. Salah satu contoh yang lain, Flores semakin berkembangan pesat sekarang ini dipicu oleh pembangunan di sektor industry pariwisata. Perkembangan ini mesti manjadi bahan lejong produktif setiap orang di kota ataupun di kampung-kampung untuk menghasilkan gagasan tentang keuntungan apa yang kita bisa dapat secara social ekonomi dari kemajuan pariwisata. Sekali lagi, lejong dimaksudkan untuk membahas dan merefleksi suatu perubahan agar dalam situasi yang berubah itu kita mendapatkan manfaat secara social, ekonomi dan budaya.
Yayasan
Ayo Indonesia dalam penerapan pendekatan lejong lebih fokus kepada upaya mendorong
pertukaran pengalaman inspiratif dan motivatif antar petani, dari muka ke muka,
mereka duduk berbicara dan saling mendengar. Dalam program pemberdayaan social ekonomi
yang sudah sedang berjalan, Ayo Indonesia
memfasilitasi lejong yang diberi penamaan dalam program, yaitu Farmer to
Farmer, petani saling berkunjung namun diprioritaskan antar petani sukses
menjalankan agrobisnis dengan petani yang baru mulai membangun agrobisnis.
Pendekatan
lejong ini lebih menonjolkan kisah sukses dari petani yang telah berpengalaman
mengembangkan agrobisnis sayur-sayuran untuk dapat menjadi ilham bagi petani
lain. Mereka berinteraksi satu dengan yang lain saat lejong tersebut, ada mulut sedang berbicara dan telinga yang mendengar. Namun tidak
hanya mendengar kisah secara verbal saja tetapi mereka bisa melihat secara
langsung di kebun dari petani yang sukses tadi tentang apa yang dia kisahkan
ada di kebunnya. Hal ini tentu akan menambah keyakinan bagi petani pemula dalam
agrobisnis atau berpengaruh kepada keputusan sadar untuk berani fokus kepada
agrobisnis sayur-sayuran. Kenapa dia bisa, maka saya pun harus bisa. Mendengar dan
melihat bisa mempengaruhi perubahan pola pikir seseorang bisa saja dengan cepat
atau secara perlahan-lahan.
![]() |
Sayur-sayuran siap panen/Foto RR |
Selain
itu, konten lejong yang dikembangkan ini harus mampu mengangkat spirit dari
petani sukses tadi kenapa dia bisa mencapai tujuannya. Mengapa dia berubah,
dulu rumahnya dari bambu sekarang rumah tembok lengkap dengan perabot hanya
dengan agrobisnis. Kenapa dia banting stir dari tukang batu, sopir menjadi petani
pengusaha. Jadi tidak hanya bicara dosis pupuk, jarak tanam, cara menjual
tetapi yang paling penting spirit (Semangat/Roh) apa yang dimiliki oleh si
petani pengusaha sukses tadi sehingga dia teguh pada keputusannya, konsisten
dalam menjalankan usaha, tahan banting saat mengalami goncangan dan militansi
untuk memproduksi dan menjual.
Biasanya,
petani yang telah berhasil itu menceritakan suka duka dalam menjalankan
agrobisnisnya. Cara dia merespon disaat mengalami kerugiaan akibat serangan
hama, curah hujan terlalu tinggi, kekurangan air dan harga pasar sayur-sayuran harus
digali secara mendalam sebagai pengalaman yang baik untuk mengelola mental
disaat menghadapi persoalan ataupun tantangan. Kesiapan mental yang kuat dan tangguh sangat diperlukan oleh seorang petani agrobisnis. Pengetahuan dan keterampilan
akan bermanfaat jika petani memilki visi, tujuan yang jelas dalam hidupnya,
budaya berpikir dan spirit yang kuat.
Anak muda berubah karena Lejong
produktif dan reflektif
Gregorius Matur, 28 tahun, petani muda agrobisnis di Kampung Wela, Desa Golo Worok, Kecamatan Ruteng adalah satu alumni dari pendekatan Lejong untuk pemberdayaan tahun 2013, Kerja sama Yayasan Ayo Indonesia dengan SMKN I Kuwus Golo Welu.
Dia bersama 10 orang teman sekelasnya saat itu, kurang lebih selama 3 bulan belajar tentang agrobinis sayur-sayuran organik dengan Huberts Cupung, salah satu petani agrobisnis sukses di Kampung Maras, Desa Belang Turi.
“Kami
tinggal di rumah Bapak Huber Cupung selama 3 bulan belajar banyak hal terkait
pengelolaan usaha sayur-sayuran, membangun jaringan pemasaran, hidup
berkoperasi, proses pembuatan pupuk organik, displin kerja dan yang sangat
penting saat itu kami belajar tentang pola pikir produktif. Setiap pagi, di
saat minum kopi di rumah ataupun di kebun, Huber Cupung memberi kami motivasi
yang sangat berarti, yaitu jika memulai suatu usaha jangan berpikir tentang
masalah dulu tetapi berpikir bagaimana mengatasi masalah yang ada dan harus
berani mengatasi persoalan. Sebab menurut Huber bagi orang bisnis masalah
adalah peluang, jadi masalah sesungguhnya berkah bukan untuk dipersoalkan
tetapi dikelola,”Cerita Gery.
![]() |
Kebun sayur-sayuran milik Gery/Foto RR |
Gery melanjutkan ceritanya bahwa Hubert Cupung di sela- sela bekerja di kebun usahanya bersama kami, selalu berbagi kisah tentang jatuh bangunnya dia dalam mengembangkan agrobisnis sayur-sayuran. Kadang-kadang harga sayur-sayurannya di pasar Ruteng ditawar sangat rendah oleh para pedagang sayur, pernah menghadapi gagal panen karena kurang air untuk penyiraman, dan sering mengalami kekurangan pupuk. Silih berganti persoalan datang tidak menyurutkan semangat wirausahanya. Sebab bisnisnya itu merupakan sumber penghidupan satu-satunya untuk memenuhi kebutuhan keluarga khususnya untuk membiayai pendidikan anak-anaknya sampai ke jenjang universitas.
Meskipun
banyak tantangan dalam menjalankan usahanya, dia tetap semangat, antusias dan punya keyakinan bahwa agrobisnis
sayur-sayuran organik di lahan berukuran seperempat hektar milik Pamannya itu
bisa membawa berkah secara social ekonomi bagi keluarganya.
Pengalaman
lejong selama 3 bulan bersama Huber mengubah keputusan Gery untuk melanjutkan
pendidikan setelah tamat dari SMKN I Kuwus Golo Welu. Sedangkan teman-teman
seangkatannya, lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi untuk mendapatkan gelar Sarjana.
Tahun
2013, dia menyelesaikan pendidikan di sekolah kejuruan SMKN I Kuwus dan pada
tahun yang sama, dia mulai membuka lahan berukuran 2 are di kampung Wela, tepat
di depan rumahnya, di atas lahan ini dia menanam Fanboks (sayur daun) dan hasil
penanaman perdananya ini laku terjual di kampung Wela dan pasar Golo Welu. Pengalaman
tanam sayur untuk pertama kali langsung sukses tentu masuk akal, sebab ilmu
tanam sayur-sayuran sudah dia dapat selama 3 bulan ketika mengikuti program
lejong ala Ayo Indonesia.
Sebagai
orang muda, umur 19 tahun mendapakan uang dari usaha sendiri tentu ada perasaan
senang dan bangga.
Sementara menikmati rasa senang punya uang dari usaha sayur-sayuran, cerita-cerita keberhasilan dari para perantau asal Manggarai yang bekerja di Kalimantan tersebar di sekitar Golo Welu termasuk di Golo Worok masuk juga ke telinga si Gery, dia pun terpengaruh dan memutuskan untuk berangkat ke Kalimantan Tengah.
![]() |
Sayur sawi siap panen/Foto RR |
“Selama
8 bulan bekerja di Kalimantan Tengah memberi pelajaran bagi saya bahwa antara
cerita dan kenyataan berbeda, lalu saya kembali ke Wela dan melanjutkan usaha
sayur-sayuran,”ungkap Gery.
Keputusannya
untuk pulang sangat tepat sebab permintaan sayur-sayuran di pasar Golo Welu
cukup tinggi dan persediannya kurang bahkan penjual sayur-sayuran datang dari
Ruteng.
Pengalaman-pengalaman
berharga inilah yang menguatkan dia untuk fokus menanam sayur-sayuran secara
rutin setiap musim tanam. Bedengan-bedengannya tidak pernah dibiarkan kosong, pupuk kandang dari kotoran babi dan kambing tersebar merata di permukaan bedeng, dalam kondisi siap tanam sebab dalam perencanaan tanamnya, setiap bulan dia harus menanam sayur sawi dan daun bawang. Dia sebenarnya, tidak
bekerja sendirian, bersama anggota kelompok tani Agrobisnis Lami Rahit Wela di atas hamparan
seluas hampir 2 hektar dengan topografi agak landai, berbagai jenis
sayur-sayuran tumbuh sehat terawat. Atas keberhasilan mereka ini, Dinas
Peternakan Kabupaten Manggarai pada tahun 2018 memberi bantuan kambing sebanyak
11 ekor untuk meningkatkan ketersediaan bahan baku pupuk organik.
Setiap
hari, pada pagi dan sore hari, rutin dua kali sehari, menggunakan sepeda motor honda revo, dia mengantar sayur-sayuran ke 5 orang mama- mama berusia 60-an
Tahun, penjual sayur, sahabat bisnisnya di pasar Golo Welu. Omset dari penjualan
sayur-sayurannya itu mencapai 2 juta rupiah per minggu.
“Bersama
para lansia, saya membangun persahabatan bisnis, saya hanya mengantar saja dan
setelah laku terjual mereka menyerahkan uang sesuai harga beli kepada saya.
Mereka untung saya untung. Para lansia itu juga merasa sehat karena mereka tidak
tinggal kosong di rumah tetapi tetap produktif diusia senja,”cerita Gery dengan
penuh rasa bangga.
Dari
usahanya ini dia telah membangun Rumah, mampu memenuhi kebutuhan harian keluarganya, menabung
untuk masa depan keluarganya dan mencicil pinjaman di Koperasi Kredit Ayo
Mandiri.
“Ke
depan omset dari usaha sayur-sayuran saya harus naik, lahan usaha diperluas
sebab kebutuhan uang cukup besar saat ini, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
keluarga saja tetapi yang paling dirasa berat adalah mengeluarkan uang untuk
kegiatan-kegiatan pengumpulan dana, misalnya pada acara-acara pengumpulan dana
untuk biaya sekolah dari warga kampung atau kenalan yang lain, termasuk untuk
acara-acara adat. Biasanya acara-acara ini berlangsung setiap tahun selama 3 bulan,
dari bulan juni sampai dengan September,”kata
Gery.
Dia
menambahkan pengeluaran tahunan keluarganya terus meningkat dan mungkin dialami
juga oleh keluarga-keluarga yang lain. Maka upaya dilakukan adalah bagi petani
harus memanfaatkan setiap jengkal tanah untuk menghasilkan uang tentu dengan
menggunakan pupuk organik.
Penulis : Rikhardus Roden Urut
Kita Berbicara, Beraksi dan Berbagi (Lejong), gerakan 3-B untuk Perubahan
Perempuan juga ambil bagian dalam kegiatan produktif |
Kujungan dari Swiss Contact tahun 2019 |
![]() |
Lejong tahun 2019 |
![]() |
Lejong di Kebun Agribisnis milik Huber Cupung Maras Tahun 2019 |
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiullkLsB7IaMo_1n9CqPNTIoTpTXPTxLfP_K2o5EaQoT-4XmmIm4WT38-x7ob-EhoQm5rLdAv-MnYqOr7PK92Cns_dwF6qLnQrmZwl_O82_zGOfYtZ2vCHnN3j88qn3pWI4JDAGk6t6OZT2l7ZqRe-4ONirmlOqHNOrB4hUc2NkqymsthwaO2QslcglJUw/w124-h200/arnoldus%20Yanssen%20-%20Copy.jpg)
![]() |
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
0 Komentar