Header Ads Widget

Pastoral Diakonia, Aku Susah Kamu Bantu, Kamu Susah Aku Bantu

 UMPUNGJAYASIAR.COM

Foto memberi bantuan sosial
Penyerahan bantuan dari Umat KBG St.Yosep,Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Keuskupan Ruteng-NTT

Pengurus KBG dan Umat di Kelompok Basis Gerejani Santu Yosep Woang, Rabu (20/10/2021) melaksanakan suatu  aksi diakonia dengan memberi bantuan beras dan sejumlah uang untuk membeli obat kepada salah satu umat KBG yang menderita sakit stroke.

umpungjayasiar.com, Ruteng. Kegiatan diakonia karitatif ini, digerakkan oleh Seksi Pewarta bersama anggota Legio Maria di KBG Santu Yosep untuk menindaklanjuti hasil kesepakatan umat pada saat melaksanakan katekese dalam rangka Bulan Kitab Suci Nasional yang membahas sub tema; Yesus Sahabat bagi Mereka yang Putus Asa

Kegiatan ini, mengikutsertakan anak-anak dan mereka diberi tugas untuk mengumpulkan beras dan uang dari rumah ke rumah umat. Mereka juga diajak untuk bersama-sama orang tua menyerahkan bantuan tersebut dengan tujuan agar anak-anak ini sejak dini diajarkan atau diperkenalkan satu karya pastoral kasih, yaitu diakonia, membantu sesama yang mengalami penderitaan atau yang membutuhkan pertolongan.

Diharapkan melalui kegiatan ini, anak-anak yang merupakan Gereja masa depan terinspirasi untuk membudayakan layanan pastoral diakonia dalam persekutuan gereja, dari tingkat Basis hingga Gereja universal ketika mereka sudah dewasa dan memiliki penghasilan sendiri. Berbagi kasih dari kekurangan untuk membantu sesama yang membutuhkan tentu sangat berarti sebagai murid Tuhan Yesus sang gembala Agung yang selalu menunjukkan belas kasihan dengan menyembuhkan orang sakit lumpuh, buta dan membangkitkan Lazarus dari kematian.

Hermat Jenidu, seksi pewartaan di KBG Santu Yosep saat penyerahan bantuan menjelaskan kepada Eduardus Padu, Kepala Keluarga penerima bantuan tentang maksud dan tujuan umat KBG melakukan aksi diakonia bersama di Bulan Rosario ini.

Menurut Herman, kegiatan ini merupakan satu aksi nyata dari hasil katekese pada sesi pertama yang membahas sub tema;Yesus Sahabat bagi Mereka yang Putus Asa (Mat.14:22-33). Injil Mateus ini menjelaskan kepada kita tentang kisah Yesus yang mendatangi para Murid-Nya di tengah Danau Galilea, saat itu mereka sangat lelah dan nyaris putus asa karena sudah tidak sanggup melawan amukan angin sakal di danau itu. Yesus datang dan hadir untuk memberi pertolongan dan peneguhan iman bagi mereka, Yesus juga hadir memberi ketenangan hati para murid.

Kehadiran kita di rumah Bapak Eduardus, kata Herman mau mengikuti jejak Tuhan Yesus, kita datang dan menolong untuk meringankan beban hidup dari keluarga ini, memberi penghiburan, menunjukkan rasa belas kasihan sebab kita semua tahu bahwa Kepala Keluarga, penopang hidup dari keluarga ini sedang menderita sakit cukup berat dan kehilangan pekerjaan sementara kebutuhan keuangan masih cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan dasar dan pendidikan anak-anak.

Penyerahan Bantuan

Bantuan yang kita berikan ini, lanjut Herman tentu tidak dapat menyelesaikan seluruh beban dari keluarga ini, mungkin hanya bisa meringankan namun saya percaya kehadiran kita semua secara fisik dan spirit dapat menyemengati keluarga ini agar beban berat, baik pikiran maupun perasaan yang mereka sedang alami tidak menimbulkan keputusasaan karena kita datang menunjukkan rasa simpati dan empati. Kita adalah bagian dari keluarga mereka dalam persekutuan KBG.

Sebagai pribadi, tambah Herman, saya salut dengan ketabahan dan ketegaran hati dari Ibu Fabiola Dius atau akrab dipanggil mama erfan dalam menghadapi goncangan hidup ini, dia menjalankan peran ganda sebagai isteri dan suami untuk mencari uang dengan penuh kesabaran. Peran hidup yang demikian tidak mudah dijalankan, butuh mental yang kuat dan ketegaran hati untuk bangkit dari kesulitan. Kita bisa saling belajar satu sama lain tentang cara merespon terhadap persoalan-persoalan yang kita hadapi, kita bisa belajar dari Mama Erfan. “Yang saya tahu mama erfan ini, memelihara babi sebagai salah satu sumber penghidupan keluarganya. Jadi persekutuan KBG bisa menjadi tempat belajar dan sharing,”ungkap Herman.

Lebih lanjut Herman mengatakan bahwa kegiatan diakonia karitatif ini akan menjadi program pastoral wajib di KBG Santu Yosep, baik untuk kebutuhan layanan internal maupun ke luar. Selama ini yang sudah berjalan adalah membantu meringankan kedukaan yang dialami umat di KBG lain, dimana jika ada keluarga yang meninggal maka umat KBG St Yosep mengumpulkan Rp 10’000 per KK sedangkan jika yang berduka dialami oleh umat KBG St.Yosep sendiri maka setiap KK wajib menyumbang Rp 20’000.

Fabiola pada kesempatan penyerahan bantuan tersebut, mewakili suaminya, menyampaikan terima kasih kepada seluruh umat KBG Santu Yosep yang telah mengumpulkan beras dan uang untuk membantu kami sekeluarga, semoga Tuhan memberkati kita semua, kehadiran kamu sekalian telah memberi kekuatan kepada kami sekeluarga, sebab kesulitan yang kami hadapi sangat berat, Suami saya sakit. Pada awalnya saya mengalami tekanan batin sebab suami, penopang ekonomi tidak dapat bekerja lagi untuk mencari uang, dia butuh obat setiap hari sekarang ini, butuh uang yang cukup namun oleh kebaikan Tuhan saya tetap tabah dan selalu ingat akan anak-anak, setiap hari saya berdoa kepada Tuhan, sering berdoa di Kapela Adorasi dan Tuhan menjawab Doa-doa saya, disaat mengalami kesulitan selalu saja ada jalan keluar, Tuhan sangat luar biasa, selalu hadir pada waktu yang tepat. Bantuan beras dan uang yang diberikan kepada kami malam ini sangat menolong kami.

Umat KBG St Yosep

Sedangkan Maria Mur, anggota Legio Maria mengungkapkan pengalamannya ketika suaminya meninggal, sebagai manusia wajar merasa sakit hati, tertekan, mengalami goncangan iman ketika orang yang berarti dalam hidup, penopang ekonomi keluarga meninggal. Namun, karena Iman kepada Tuhan masa-masa sulit ini bisa dilewati dan mampu bertahan untuk berperan ganda dalam keluarga, bersandar kepada Tuhan adalah cara yang tepat, di kala kita menghadapi tantangan dalam kehidupan rumah tangga.

Anggota Legio Maria

Sebagai perempuan yang berperan mencari uang sekaligus mendidik anak-anak,ungkap Maria harus tetap kuat dalam Iman, terus bekerja keras dan jangan merasa putus asa,sebab kita harus beriman dan berharapan Tuhan akan menolong orang yang berkehendak baik yang selalu setia mengurus Rumah Tangga dan mendidik anak-anak. Berdoa dan membaca Kitab Suci adalah sumber kekuatan yang meneguhkan hati dan pikiran saya disaat mengalam masa-masa sulit dalam hidup. “Saya merasakan kebaikan Tuhan dan sesama selama ini, sehingga setiap bulan Mei meskipun saya berkekurangan secara keuangan saya tetap memberi derma Bulan Rosario dan setiap bulan menyerahkan Uang dari Gerakan Syukur Setiap Hari (Gesshar) untuk mendukung karya Pastoral di Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong,’kata Maria, anggota Legio Maria di Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong ini.

Dibagian akhir kegiatan, umat KBG St.Yosep yang hadir pada acara penyerahan bantuan, bersama tuan rumah berdoa Rosario dengan satu ujud peristiwa dipimpin oleh Rikhardus Roden Urut, Ketua KBG Santu Yosep.


Penulis: Rikhardus Roden Urut


Persekutuan untuk menolong dalam bentuk bantuan Sosial dan Pemberdayaan




Dokumentasi kegiatan Pastoral dari Kelompok-kelompok basis Gerejani di Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong




Pelantikan pengurus KBG baru Bintang Kejora

Katekese di KBG Sta.Perawan Maria



Posting Komentar

0 Komentar