Header Ads Widget

Ayo Jalan - jalan di kota wisata premium Labuan Bajo


Jalan jalan di kota wisata premium Labuan Bajo




umpungjayasiar.com, RUTENG. Kota Labuan Bajo telah berubah menjadi salah satu kota moderen, mengikuti selera para wisatawan (market) yang sudah terlanjur "jatuh cinta" untuk sesering mungkin datang menikmati panorama pantai yang begitu menakjubkan, pulau-pulau kecil yang eksotik, atraksi budaya dengan kekhasanya, dan habitat varanus komodo. Hotel-hotel mewah berbintang dibangun di sekitar pantai, Sturbuck dan KFC menjadi sasaran orang lokal berduit untuk merasakan lezatnya kedua produk waralaba (franchise) sekaligus mau menunjukkan gaya hidup sebagai warga kota moderen.


Kampung Ujung, Labuan Bajo/Foto RR

Jalan-jalan dibangun semulus mungkin, dengan aspal berkelas premium tentunya, trotoar lengkap dengan palem khas tanaman tropis yang tahan kekeringan, kita bisa bebas berjalan kaki dengan nyaman di atasnya, bahkan trotoar-trotoar tersebut dirancang untuk ramah dengan kaum disabilitas, bisa dibilang konsep pembangunan trotoarnya sangat inklusif sebab bisa diakses juga oleh para penyandang disabilitas. Menariknya di sepanjang trotoar tersedia tempat sampah organik dan anorganik, namun masih ada saja warga kota yang membuang sampah plastik di luar tempat sampah yang telah disiapkan, jadi warga kota perlu dibangun kesadarannya tentang kebersihan, kota harus bebas dari sampah agar para wisatawan merasa nyaman.

Kita diingatkan kembali bahwa wisata premium (artinya yang berkualitas, menurut kamu besar bahasa indonesia) mengacu kepada layanan yang berkualitas tinggi, lokasi kunjungan bebas dari sampah yang berserakan, ada sikap keramah tamahan, kental dengan keunikan alam, sosial dan masyarakat. Dengan begitu, para wisatawan bisa mendapatkan pengalaman bernilai tinggi dan pasti mereka akan wisata berkali-kali (pariwisata) atau berkelanjutan.

Konon perubahan wajah kota Labuan Bajo memang dirancang jauh sebelumnya oleh Pemerintah Pusat, diperuntukkan untuk Event Internasional KTT dari Kepala-Kepala Negara dan Pemerintahan yang termasuk ke dalam Group of Twenty (G20) dan ASEAN Summit selain untuk menjadikannya sebagai destinasi wisata premium.


Perubahan memang keniscayaannya akan membawa dampak positip dan negatif, tidak bisa dielakan dua hal ini pasti terjadi, beberapa sisi positipnya adalah tersedianya peluang kerja bagi orang lokal, market bagi produk-produk pertanian dan kerajinan tangan terbuka lebar, geliat ekonomi dari kemajuan industri pariwisata dipastikan membawa keberuntungan tentu hanya bagi orang yang rajin, cekatan dalam membaca peluang untuk mendapatkan keuntungan ekonomis dari kemajuan yang sudah sedang berlangsung itu. Secara kasat mata terlihat, gerobak-gerobak kayu yang menjajakan aneka jenis minuman segar dan kuliner mudah dijumpai di pinggir jalan, kemudian jumlah warung makan yang menyajikan aneka masakan khas Nusantara terus meningkat walau tamu yang datang berlibur ke Labuan Bajo jumlahnya masih sedikit jika dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi covid-19 pada tahun 2019, tercatat berdasarkan data BPS Kabupaten Manggarai Barat jumlah tamu saat itu mencapai 178 ribu orang. Pandemi covid-19 telah menghalangi atau membatasi wisatawan untuk berkunjung berdampak kepada hilangnya pendapatan dari para penyedia jasa, tentu kita semua berharap situasi ini bersifat sementara saja, mungkin yang sedang terjadi adalah adanya kerinduan kolektif dari mereka yang telah jatuh hati dengan Labuan Bajo kota premium, rindu untuk duduk-duduk berlama-lama di pantai berpasir berwarna pink, jalan kaki di kampung ujung, melihat komodo di loh buaya dan di pulau komodo, jalan-jalan menggunakan boat ke pulau-pulai kecil yang lain.



Di sekitar Lancang

Baca juga yang ini : 
Kelompok Wanita Tani menanam padi Varitas Inpari nutrizinc lite untuk ketahanan pangan dan mengatasi stunting

Akan tetapi paska pandemi covid 19, situasi pasti berbeda, dimana tamu-tamu Domestic dan Manca Negara dalam jumlah banyak akan berwisata ke Kota Premium. Kita semua berharap pandemi covid 19 berakhir, sehingga Labuan Bajo kembali menjadi ladang uang bagi orang lokal, lapangan pekerjaan tersedia, para guide sibuk mengantar tamu, petani dan perajin menjadi sejahtera, usaha kos-kosan bisa menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan dll.
Tetapi yang perlu dikuatirkan sekarang ini adalah maraknya penjualan tanah kepada para investor. Penanam modal semakin banyak datang ke Kota Premium untuk kepentingan bisnis, berupaya meraup rupiah sebanyak mungkin, kota premium menjanjikan keuntungan jangka panjang bagi para pemodal.

Perjalanan saya pada Juli 2021 menggunakan kendaraan avanza dari kampung ujung menuju pelabuhan multipurpose Wae Kelambu hingga lintas luas arah ke Lancang, jumlah plang bercat putih bertulis ; tanah ini telah dimiliki oleh si A, tanah ini dijual hubungi kami di nomor 082XXXXX sekitar 40-an buah. Plang-Plang bercat sebanyak itu yang terlihat di pinggir jalan , berharap tidak demikian di lokasi yang di dalamnya.


Dari titik start yang sama melewati Wae Kelambu hingga Lancang, pada awal Jauari 2022 dengan mengendari sepeda motor mio bekas milik seorang sahabat di Labuan Bajo, meski suhu udara terasa panas, saya dan Lionel Bayani Putra De Meron, mencoba menghitung kembali plang-plang konfirmasi kepemilikan lahan di sepanjang area yang dilalui, cukup mengaget, jumlahnya bertambah banyak, hanya terlihat 2 plang bercat kuning bertuliskan tanah ini dikontrakan hubungi kami di 081xxxz. 

Kita hanya heran dan penuh tanda tanya dalam benak, agak mengganggu pikiran memang, lantas mengapa mereka menjual tanah milik dari anak cucu mereka? Mengapa mereka tidak memanfaatkan saja lahan itu, misalnya ditanam pohon, tanam buah-buahan, sayur-sayuran untuk market umum dan khusus pariwisata? Apakah mereka jual karena karena tidak berdaya secara keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga? Atau barangkali mau menjadi orang kaya baru? Pertanyaan berikutnya, anak anak dan cucu-cucu mereka nanti bangun rumah atau berkebun dimana? Padahal jika tanah itu dikontrakkan maka para pemiliknya masih bisa mendapatkan passive income, akan lebih bijaksana juga jika mereka mengembangkan usaha penginapan sederhana atau kos-kosan bekerjasama dengan perbankan atau Koperasi Kredit, ini sangat masuk akal sebab kedua usaha tersebut sangat prospek.

Mendesak saat ini, Masyarakat harus diberi kesadaran untuk tidak perlu menjual tanah, masih ada alternatif lain guna mendapatkan uang bagi kehidupan keluarganya, hal ini menjadi tanggungjawab Pemerintahan sebagai unsur penting Negara untuk melindungi warga negara, tidak boleh ada yang termarginalisasi akibat kemajuan, dan negara wajib menjamin kesejahteraan mereka. 

Ketidakberdayaan masyarakat untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan mesti diperhatikan secara serius oleh Pemerintah, Lembaga- Lembaga non pemerintah, dan lembaga agama melalui upaya pemberdayaan berbasis pertanian dan peternakan, asset mereka dalam bentuk tanah harus produktif. Masyarakat diberi pelatihan keterampilan dan mengubah pola pikir, mental instant untuk mendapatkan uang dirubah dengan mental kewirausahaan, sebab yang bisa bertahan dalam kemajuan pembangunan ke depan hanyalah orang-orang yang memiliki mental entrepreunership, mereka saja yang dipastikan mendapatkan keuntungan dari industri pariwisata premium.

Pengalaman sehari di kota premium sangat berarti untuk belajar berpikir reflektif sebab dalam benak selalu ada semacam gangguan untuk berpikir, siapa sih yang mendapatkan keuntungan dari kemajuan sektor jasa pariwisata saat ini di kota Labuan Bajo?

Akhirnya, kami kembali ke Ruteng dengan minibus premium, premium menjadi branding, tapi dalam perjalanan mata saya masih menangkap obyek yang sama, plang-plang bertulis tanah ini milik si A, si B tanah ini dijual hubungi kami di 08xxxxx di kiri kanan jalan.....sudah semakin Parah ya, mau bilang apa, gara gara kekurangan uang kali ya...

Penulis : Richard Roden Urut

Segalas Kopi Arabika Mangarai Flores

Posting Komentar

1 Komentar