Senin, 04 Juli 2022
ITULAH yang diminta oleh Kepala Rumah Ibadat. Ia sungguh menaruh harapan pada Yesus demi anaknya. "Maka ia akan hidup." Itulah ungkapan penuh iman. Penuh kerinduan mendalam. Kematian janganlah menguasai puterinya. Biarkan sang puteri tetap berjalan dalam rahmat kehidupan.
ADAKAH jalan hidup kita terasa berat dan menjadi semakin sulit? Adakah kita sukar menggapai alam kehidupan? Yang memberikan sukacita dan harapan? Kita dapat belajar dari sikap penuh harap dari Kepala Rumah Ibadat itu.
TANGAN Yesus adalah tangan kehidupan. Yang sungguh datangkan harapan. Kita memohon padaNya agar kepada kita pun diturunkan rahmat dan berkat kehidupan.
SEBAGAI murid Tuhan, kita berjuang menjadi tanda berkat dan harapan bagi sesama. Tangan kita adalah tangan harapan. Yang memberkati, yang dapat meringankan jalan hidup penuh getir yang dialami sesama.
Baca juga :
Pojok KITAB SUCI ; “Tolong, Jangan Ambil Jalan Lain, Bro!”
NAMUN semuanya pasti terlaksana, takalah kita miliki kepekaan hati untuk bersolider. Saat kita sungguh menangkap suara-suara penuh harapan dan kerinduan dari sesama. Sekecil apapun yang kita lakukan dalam Tuhan demi sesama, itulah ungkapkan iman kita pada Tuhan. Dan tentunya pula jadi tanda nyata dari "tangan kita yang memberkati."
MAKA, marilah kita lepaskan segera:
- tangan kesombongan, dan 'letakanlah tangan kerendahan hari.'
- tangan kekerasan, dan 'letakanlah tangan kelembutan.'
- tangan penghakiman, dan 'letakanlah tangan pengampunan.'
- tangan penolakan, dan 'letakan segera tangan rangkulan dan penerimaan.'
KITA memang sepatutnya meletakkan 'tangan kehidupan bagi sesama-sesama kita.
Baca juga :
Pendekatan Pastoral Membawa Altar ke Kebun sebagai salah satu cara mengubah Pola Pikir (mindset)
Bukan kah demikian?
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
0 Komentar