Header Ads Widget

Satu permenungan dari seorang Imam KATOLIK dari Kota Pancasila Ende; Di Sini Ende, Di Sana Ngada, Di Mana-Mana Kita Saudara

Di Sini Ende, Di Sana Ngada, Di Mana-Mana Kita Saudara

Final Soeratin Cup 2022-
Perse Ende vs PSN Ngada
(permenungan seorang Imam Katolik)

Perse Ende vs PSN Ngada

“Final malam ini semoga tidak menimbulkan perkelahian dalam rumah. Karena Oma pasti dukung PSN dan Opa dukung Perse”

(catatan dari Status WA seorang ponaan di Kupang)

P. Kons Beo, SVD



Saat iseng-iseng membaca beberapa status di WA, saya sepertinya jadi ‘senyum-senyum sendiri.’ Itu gara-gara ada status dari salah seorang ponaan. Isinya tentang Oma vs Opa. Itu berkaitan dengan final sepakbola Soeratin Cup 2022. Ada kecemasan bahwa ‘perang final di stadion Marilonga-Ende bisa berimbas pada situasi di rumah.’

Baca juga yang ini; Renungan Harian KATOLIK:  Kerja dan berusaha adalah cara paling wajar untuk cita-cita hidup layak.

Seingat saya, di perhelatan El Tari Memorial Cup 2017 lalu, partai finalnya berakhir keruh. Walau tak berkesudahan pada waktunya, Perse Ende di kala itu dinyatakan sebagai juara dengan gol tunggalnya. Warga Ende boleh bereuforia. Namun, ada ongkos teramat mahal yang harus dialami. Ya, keributan, kekacauan, huru-hara, kemarahan dan kebencian jadi ‘campur aduk yang menakutkan.’
Stadion Marilonga jadi ajang sukacita serentak dukacita penuh ketidakpuasan. Akankah final tahun 2022 ini, di tempat yang sama, dan juga antara ‘Ngada vs Ende’ segera berulang tahun dalam situasi yang sama? Apa jadinya jika ribut-ribut, dan berujung ‘rasa tidak baku enak’ akan kembali bersemi? Setidaknya itulah yang dicemaskan.

Baca juga yang ini; Pojok KITAB SUCI; Dunia Mesti Melonjak-Lonjak Kegirangan

Syukurlah! Suasana terkendali. Setidaknya itu yang terjaring lewat live-streaming, YouTube. Jika tak salah tangkap gelora suara suporter penuh riuh itu tak terlalu menggemuruh dengan pekikan ‘rore, rore, rore’ dari kubu Perse Ende. Memang seruan rore itu terdengar menakutkan. Tidak kah ‘rore’ bermakna ‘begitu sadis dan menyeramkan untuk konteks olahraga?’

Baca juga yang ini; Koperasi Simpan Pinjam CU Florette dorong anggota untuk mengembangkan bisnis

Bayangkan jika stadion Marilonga diasosiasi sebagai ‘ladang (rore) pembantaian?’ Itu tak sepadan dengan seruan bernilai penuh kagum atas sesuatu yang sungguh hebat dan luar biasa dalam seruan orang Ngada, “Oba bhai…” Bukankah ‘Rore, rore, rore’ (sembelih) dan ‘Oba Bhai’ (tidak ada obat) itu adalah dua seruan yang sungguh tak sejajar? Terasa jauh dan tak bersinegri dan disharmoni antara ‘makna violence-kekerasan dan admiratio-kekaguman.’

Baca juga yang ini; Pemerintah Desa belajar tentang pengembangan sorgum untuk ketahanan pangan, perbenihan dan peningkatan pendapatan

Padahal, masuk babak final, artinya siap memasuki tujuan dari ‘suasana puncak dari perhelatan itu sendiri.’ Itulah rasa sukacita dan damai. Di stadion Marilonga memang ada ‘perang.’ Tetapi tetap menjadi ‘perang yang bercitra dan artistik.’ Yang suguhkan tarung indah dalam bertahan dan menyerang sebuah ajang sepakbola.
Di Senin, 15 Agustus 2022,  semalam, stadion Marilonga, setidaknya suasana terlihat aman terkendali. Final yang mengasyikkan. Suporters yang sungguh sportif. Nyanyian sorak-sorai membahana seisi stadion. Lagi-lagi, jika tak salah tangkap, ada gemuruh suara berujar deras, “Di sini Ende, di sana Ngada, di mana-mana kita saudara…” Sungguh membanggakan. Juga mengharukan!

Baca juga yang ini; Renungan Harian KATOLIK;  Bagaimana bicara tentang relasi berkat bagi anak-anak kita?

Saya berandai saja sederhana! Perse Ende dan PSN Ngada ingin berikan kado suasana terbaik untuk perayaan HUT Proklamasi RI ke 77 di tahun ini. Ngada dan Ende, bahkan semua daerah di kawasan NTT memang harus berujar dalam spirit ‘di mana-mana kita saudara.’
Ini juga mau menghardik seruan-seruan maut yang acapkali lahir dari rasa tidak bersaudara. Yang suka sekali ‘bikin suasana persatuan jadi kacau balau berantakan.’ Yang cenderung memperkeruh kekariban dan rasa kekeluargaan.

Baca juga yang ini; 
Satu Permenungan dari Seorang Imam Katolik: Kebenaran Itu Tak Akan Pernah Tersekap

Atau bayangan sederhana lainnya. Bisa jadi ‘ata Ende dan Ngada itu sudah dapat imbas oleh kehadiran Presiden Jokowi’ di awal Juni 2022 itu. Mesti hidup rukun-rukunlah dalam semangat Kebinekaan dan Nilai-Nilai Pancasila! Apa yang terjadi di Final Soeratin Cup 2022 memang harus jadi miniatur dari satu dinamika dan atmosfer perdamaian, kerukunan dan persatuan. Kapan dan di mana saja.
Ada hal lain lagi yang pantas ditelisik. Kekalahan Perse Ende di Stadion kebanggaan Marilonga itu sudah runtuhkan suara-suara lepas: “Perse Ende itu memang jago kandang!” Namun hari ini, 15 Agustus 2022, Keluarga besar Perse Ende buktikan adanya aroma sportifitas dan rendah hati yang telak. Perse tidak jago kandang (lagi).

Baca juga yang ini; 
Ternyata Sorgum itu jenis pangan yang paling dicari saat ini

Perse Ende sudah belajar masuk dalam kekalahan yang terhormat. Dan terlebih tahu menghormati PSN Ngada yang telah jadi juara di tahun ini. Memang, di YouTube, seperti biasanya, ada komen-komen lepas yang hanya mau ‘umpan emosi.’ Ada nada-nada cemas plus takut ‘pulang Bajawa.’ Sekiranya nanti ada perusuh-perusuh jalanan yang ‘hanya mau bikin onar dan cari masalah.’


Namun, yang dicemaskan tak terjadi. Dan memang harus tidak boleh terjadi. “Di mana-mana kita saudara.” Itulah cita-cita besar Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tak boleh ada apapun yang kacaukan dan rusakan rasa persatuan dan kesatuan. Iya, rasa persaudaraan itu mesti jadi kenikmatan dan sukacita hidup yang mesti dihayati dan diwariskan.

Baca juga yang ini; Renungan Harian KATOLIK : ORANG yang berjiwa besar selalu berjalan menuju cita-cita

Kepada ponaanku terkasih…. Yakinlah! Opa dan oma itu aman-aman saja. Jika Opa dan Oma terkesan ‘mo baku ambel gara-gara final Perse Ende vs PSN Ngada’ maka putar saja lagu berirama Gawi dan Jai. Yakinlah! Opa dan Oma pasti tersenyum. Seperti ketika ‘dong dua’ pacaran di waktu dulu….

Verbo Dei Amorem Spiranti
Collegio San Pietro-Roma







Posting Komentar

0 Komentar