Rabu, 03 April 2024
(Oktaf Paskah, Santu Richard dr Chichester)
Bacaan I Kisah Para Rasul 3:1-10
(Ref: Biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan)
Injil Lukas 24:13-35
"Padahal kami... Luk 24:21
BANYAK pikiran. Banyak harapan. Banyak mau-maunya. Banyak hasrat dan keinginan. Semuanya dikerangkakan dalam hati dan kepala. Semuanya disusun dalam kepastian hasrat hati dan jiwa.
APA yang diharapkan itu sepantasnya menyenangkan. Iya, membawa sukacita. Sejajar lurus dengan segala kerinduan dan hasrat jiwa. Sudahlah! Kita memang mengimpikan segala sesuatu terjadi dan berlaku sesuai rasa hati dan kehendak kita.
DI perjalanan menuju Emaus, dua murid itu larut dalam ketidakcocokan antara harapan dan kenyataan. "Padahal kami dulu mengharapkan....." adalah kisah hati penuh kecewa. Yesus yang dibanggakan itu tak sesuai dengan harapan dan kerinduan. Dia 'mati di tangan para pemimpin...' Yesus yang dirindu tampil sebagai pembebas, nyatanya bukanlah Yesus pemenang!
MARI tengok jalan hidup kita!
JALAN hidup kita bisa terjadi seperti itu. Yang kita harapkan pada orang tertentu, bahkan terhadap diri kita sendiri, nyatanya tak terjadi seperti keinginan itu. Yang diharapkan 'berhasil nyatanya gagal; yang diharapkan gagal dan tak berkembang, mesti terhenti (dihentikan) gerak-gerak kehidupannya malah sebaliknya sukses dan ada di jalan meyakinkan.'
DI JALAN ke Emaus, Yesus mesti membuka 'hati dan pikiran' kedua murid itu untuk berjalan dalam gema Penyelenggaraan dan Rencana Tuhan. Kedua murid itu dituntun untuk tinggalkan segala harapan, keinginan dan kerinduan sendiri untuk masuk dan berada dalam 'pikiran dan skenario ilahi.'
Dan bagi kita?
BUKAN maksudnya bahwa kita mesti berhenti berharap dan berusaha. Bukan! Bagaimanapun dalam keterbatasan yang kita miliki, kita sepantasnya membalut segala harapan dan kehendak sendiri dalam menangkap 'rahasia, suara dan kehendak Tuhan yang mesti terjadi.'
DALAM Iman, kisah Yesus tak pernah berkesudahan di salib! Tidak! Dalam iman, ekaristi dan Sabda yang menuntun, Golgota akan tetap berjalan menuju harapan dan kepastian Kebangkitan jaya. "Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk dalam kemuliaanNya?" (Luk 24:26).
DALAM hidup ini kita bisa saja ditorpedo dengan sekian banyak "padahal..." Namun, dalam terang PASKAH, Tuhan memberikan segala "kepastian" yang meneguhkan dan menedukan hati....
DALAM cahaya Paskah, kita tak pernah berakhir pada kesedihan, pada kemurungan, pada keputusasaan, pada kegagalan, pada usai sudah di sini. Sebab Paskah tetap menuntun kita untuk terus berziarah dalam hidup. Penuh harapan untuk pada saatnya tiba pada "Bukan kah hati kita berkobar-kobar....?"
SEBAB Tuhan pasti mengubah segala kemurungan hidup dan hati kita dalam KuasaNya yang tak terhingga. Dalam Cahaya PaskahNya yang lebih tajam dari kelamnya kemurungan jiwa kita...
Yakinlah!
Tuhan memberkati.
Amin. Alleluia...
Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
0 Komentar