(Pekan VII Paskah, St Matias-Rasul, St Maria Dominika, St Mikhael Garicoits, St Pachomeus)
Bacaan I Kisah Para Rasul 1:15-17.20-26
Mazmur Tanggapan Mzm 113:1-2.3-4.5-6.7-8
Injil Yohanes 15:9-17
"Supaya sukacitaKu ada dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh" Yoh 15:11 (Ut gà udium meum in vobis sit, et gà udeum vestrum impleà tur) |
SUKACITA YANG BENAR ADA DALAM TUHAN
SIAPA yang ingin tertimpah nestapa di hidup ini? Yang ingin hidupnya selalu ditorpedo oleh rasa tak nyaman? Yang tercekik oleh berbagai rasa hati yang tak tenang dan tertekan? Dan semuanya tanpa alam hati penuh sukacita?
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; DI ZIARAH hidup Ini Kita Acapkali Alami Krisis Ketidakpercayaan
KITA sering alami diri 'seperti tak keluar dari alam hati penuh bebas dan spontan.' Seperti ada yang merampas dan membelenggu kebebasan kita. Tak membuat kita seperti seharusnya ada kita. Yang ceriah, penuh sapaan, serta penuh keakraban.
KITA hidup dalam dunia penuh kontrol yang menekan. Kita dipaksa untuk masuk area penuh alarm. Penuh tanda bahayanya. Kita pun berada dalam alam kompetisi sengit. Di situ kita dipaksa bertarung sejadinya untuk tampilkan diri sebagai pemenang. Sebab hidup kita mesti terkesan baik oleh mata publik. Dan, itu tadi, mesti jadi pemenang.
Sebaiknya baca juga yang ini; Minggu Pekan VII Paskah; Ketika Ibu Tak Pernah Bercerita Lagi Penuh Hangat
TETAPI, ada kah alam hidup penuh sukacita, ceriah dan apa adanya tanpa perlu mengharapkan sanjungan dan pujian dari sesama? Sebab energi batin terkuras dalam gejolak pencitraan, mencari pengakuan serta mengejar reputasi.
KITA pastinya sudah letih lesu. Sebab kita sebatas hanya mengejar kesan dan haus penilaian serta pujian dari sesama bahwa kita orang benar, baik, saleh, terhormat, dan juga sebagai orang yang diandalkan. Tetapi, ada kah rasa sukacita yang terlahir di luar perangkap 'tumpukan sanjungan dan segala puja-puji itu?'
Sebaiknya baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; TUGAS Kita Dalam Keseharian Kini Adalah Membuat Warta Keselamatan Tuhan
"KETIDAKBERDAYAAN, hati penuh syukur serta penuh perhatian" itulah modal tangguh untuk hidup yang berbuah. Itulah keyakinan Henri Nouwen. Itulah yang juga yang menjadi kekuatan sukacita kita. Memeluk ketidakberdayaan dan keterbatasan adalah jalan indah menuju kerendahan hati. Bahwa kita bukanlah superman-woman. Kita bukanlah segalanya.
RASA hati penuh syukur arahkan hati kita pada sesama dan terutama Tuhan atas segala bantuan, berkat dan KasihNya. Dan hati penuh perhatian adalah terang mata hati kita untuk berkorban demi sesama.
BUKAN KAH sukacita itu terlahir saat kita memandang sesama saat ia bisa berhasil, ceriah serta miliki harapan oleh sikap dan perhatian kita yang walau kecil dan sederhana sekali pun? Tidak kah kita bersukacita bahwa karena kita maka sesama dapat kembali pada pelukan Kasih dan berkat Tuhan?
KITA sepantasnya mengejar dan merindukan sukacita yang berakar pada sukacita Tuhan. Sukacita seperti itu lahir dari jalan Tuhan. Itulah jalan penuh kerendahan hati (turun dari surga mulia) dan jalan pengorbanan (naik melalui salib) demi tebusan semesta. Rasa sukacita seperti itu tidak lahir dari segala 'kekuatan, kekuasaan dan kelimpahan' yang kita miliki.
YAKINLAH. Kelimpahan sukacita yang Tuhan berikan pada kita adalah pemberian DiriNya yang mulia dalam tindak penuh pengorbanan. Kelimpahan sukacita seperti itulah yang diwariskan Tuhan dan dilanjutkan oleh kita, para muridNya.
SUKACITA yang benar, sekali lagi, tak ditemukan dalam "kekuatan, kekuasaan, dan kelimpahan." Sebab jika demikian, tidur malam kita jadinya tak nyenyak. Sebab dalam kepala dan hati kita hanya ada pusaran arus kecemasan bahwa "ngengat dan karat akan merusakkannya dan pencuri akan membongkar semuanya" (cf Mat 6:19). Dan para pesaing akan merebutnya. Dalam perbagai caranya. Lalu sampai kapan kah "sukacita kita menjadi penuh?"
MARI kita mengalami Tuhan sebagai Sumber Kelimpahan Sukacita Hidup. Sebab Tuhan sungguh agung dalam KasihNya.
Sebaiknya baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik: Bertahan Dalam Iman Akan Kristus
BERSYUKURLAH Matius, Rasul, yang kena undi untuk masuk dalam sukacita Tuhan. Dalam pemberian diri dan pengorbanan.
Verbo Dei Amorem Spiranti
St Matias, doakanlah kami.
Tuhan memberkati.
Amin. Alleluia
Pater Kons Beo,SVD |
Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bahaya Perangai Kasar, Nalar Semestinya Sehat
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
0 Komentar