Header Ads Widget

Renungan Harian KATOLIK : Namun pada intinya, kita amat berharap bahwa semuanya akan tiba pada kenyataannya.


Rabu, 03 Agustus 2022
(Pekan Biasa XVIII, St Aspernus, St Nikodemus)
Bacaan I Yeremia 31:1-7
Mazmur Tanggapan Mzm Tanggapan Yer 31:10.11-12ab.13
Injil Matius 15:21-28
"Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki..."
Mat 15:28
(Fiat tibi sicut vis)
PUTRI dari perempuan Kanaan itu pada akhirnya tersembuhkan secara fisik. Mujizat itu sungguh nyata. Nyata dalam Yesus yang sungguh kuat kuasa. Itulah harapan terdalam dari ibunya.


BANYAK keinginan ada di benak kita. Sering bersimpangsiur dalam lubuk hati. Namun pada intinya, kita amat berharap bahwa semuanya akan tiba pada kenyataannya.

Baca juga yang ini :Renungan harian KATOLIK : TUHAN YESUS yang berbelaskasih mengajak kita untuk berbelaskasih pula

KITA pasti berharap dalam usaha. Dalam segala gerak aktif dan perjuangan. Agar keinginan dan harapan itu dapat menjadi kenyataan. SERING kita 'dipaksa' untuk menerima kenyataan. Bahkan, mesti masuk dalam lingkaran 'bila bebanmu terasa berat, hadapilah dengan senyum.' Kita sepertinya ada dalam benturan antara 'harapan dan kenyataan.'

Baca juga yang ini : 
Renungan Harian KATOLIK ; Seseorang itu tidak akan pernah benar di hadapan para pembencinya.

KITA memang manusia. Sebab itu bukanlah hal yang 'luar biasa dan menyetak' bahwa kita rapuh dalam kesehatan. Kelemahan fisik adalah muara yang, cepat atau lambat, akan kita tiba pada waktu dan saatnya. TETAPI, kita tetap punya harapan pada kuasa Allah yang menyembuhkan. Allah yang melampaui segala titik manusiawi. Kita tidak hanya berharap pada satu kesembuhan fisik. Tetapi juga agar tersembuhkan dalam daya-daya rohani.

PUTRI dari perempuan Kanaan itu pada akhirnya tersembuhkan secara fisik. Mujizat itu sungguh nyata. Nyata dalam Yesus yang sungguh kuat kuasa. Itulah harapan terdalam dari ibunya. TETAPI, apakah penyembuhan si putri itu terjadi 'tiba-tiba?' Tanpa satu jalan iman yang menantang? Renungkanlah sikap para murid sungguh menantang si perempuan itu. Sebab kata mereka, "Suruhlah wanita itu pergi, sebab ia mengikuti kita sambil berteriak-teriak.." (Mat 15:23).

Baca juga yang ini : Aksi bantu penderita Polio di Bulan Rosario

DISURUH untuk pergi malah ia semakin mendekat dan menyembah Tuhan (Mat 15:25). Dari situlah jalan menuju penyembuhan putrinya menjadi nyata. Bukan kah penyembuhan itu tak boleh hanya sebatas penyembuhan fisik?


MUNGKIN kita terlalu menuntut perubahan ini itu, namun kita tetap pada isi dan pola pikir yang lama. Yang masih berada di 'luar iman.' Kita mungkin merasa diri sebagai 'bagian dari kelompok makan roti elit.' Yang merasa diri jauh melampaui 'golongan remah-remah.' Penyembuhan dari isi dan pola berpikir serta mental sering terasa lebih sulit.

BAGAIMANAPUN kita tetap menaruh harapan sepenuhnya pada Kasih Allah tak bersyarat dalam Yesus. "Yang diutus hanya untuk domba-domba Israel yang hilang" (Mat 15:24).


Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin

Posting Komentar

0 Komentar