Header Ads Widget

Pater Kristianus Sambu ; Solidaritas dan Peduli merupakan Sikap dalam menjalankan misi pembebasan di bidang Sosiel Ekonomi.


Yayasan Ayo Indonesia menyelenggarakan pertemuan Evaluasi dan Sharing yang melibatkan petani agrobisnis dan satu pengusaha tempe, Rabu (6/7/2022), bertempat di Aula Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, jumlah mereka 42 orang, berasal dari 11 Paroki.

  umpungjayasiar.com, RUTENG. Yayasan Ayo Indonesia menyelenggarakan pertemuan evaluasi dan sharing yang melibatkan petani agrobisnis dan satu pengusaha tempe, Rabu (6/7/2022), bertempat di Aula Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, jumlah mereka 42 orang, berasal dari 11 Paroki. Para peserta pertemuan merupakan utusan penerima manfaat dari proyek kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan SDW/Missionprokur SVD Swiss. Proyek kerjasama ini berjudul Peningkatan Pertanian, Pendapatan, Kesehatan dan kelembagaan Paroki. Kegiatan pertemuan ini bertujuan untuk berbagi pengalaman baik atau cerita sukses, dan memetakan tantangan-tantangan dalam menjalankan usaha mereka di lapangan.

 
Pater Kristianus Sambu, SVD, Pastor Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong menjelaskan tentang spiritualitas Serikat Sabda Allah (Santo Arnoldus Yanssen).

Baca juga yang ini; Kelompok Wanita Tani menanam padi Varitas Inpari nutrizinc lite untuk ketahanan pangan dan mengatasi stunting

Kegiatan pertemuan evaluasi dan sharing tersebut dibuka secara resmi oleh Pater Kristianus Sambu SVD, Pastor Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, dalam kata sambutannya, Pater Kris menyampaikan selamat datang kepada peserta dan berharap perjumpaan hari ini di sini semakin memperkuat semangat persekutuan, solidaritas dan kepedulian sosial dari para petani. Apa yang dilakukan oleh para peserta selama ini di kebun-kebun secara bersama-sama merupakan bentuk misi pembebasan di Bidang Ekonomi, hal ini merupakan salah satu spirit dalam layanan pastoral dari Serikat Sabda Allah.

Baca juga yang ini: Noldi Katung, Wirausahawan muda asal Kampung Null : …..untung cepat pulang dari Kalimantan.

Kegiatan - kegiatan yang dilakukan oleh anda sekalian salama ini, ujar Pater Kris, di beberapa paroki bersama Yayasan Ayo Indonesia yang didukung oleh SVD adalah bukan hal yang baru bagi Serikat Sabda Allah dalam melakukan misi pemberdayaan di bidang sosial ekonomi. Santo Arnoldus Yanssen, seorang imam projo berkebangsaan Jerman dari awal berdirinya Serikat Sabda Allah mempunyai misi untuk membantu orang-orang di belahan dunia lain yang hidupnya secara sosial ekonomi masih terbelakang begitu juga terkait kehidupan rohani. Lalu Serikat ini berkiprah untuk melakukan misi pembangunan Rohani dan jasmani di tanah misi.

  Karya SVD di Manggarai yang berkaitan dengan misi sosial ekonomi, jelas Pater Kris, dalam sejarahnya dijalankan oleh para bruder dimana mereka membangun peternakan, usaha perbengkelan dan pertanian. Karya-karya ini bersentuhan langsung dengan kehidupan umat sehari-hari. Mereka bahkan melatih orang manggarai untuk terampil menjadi tukang kayu, peternak dan petani. Dari awal misi Serikat Sabda Allah di Manggarai adalah berjuang agar kehidupan umat meningkat namun tidak berjalan sendiri tetap kerja sama dengan pihak lain.




Peserta sedang berbagi pengalaman

Sekarang misi itu khususnya dibidang pertanian, kata Pater Kris sudah sedang dijalankan oleh Yayasan Ayo Indonesia, Lembaga ini menjadi salah satu mata kail SVD untuk pemberdayaan petani, sebab pendekatan yang baik adalah petani jangan diberi ikan tetap diberi kail dan mereka harus dibekali cara menggunakan kail melalui pelatihan-pelatihan peningkatan kapasitas.

Sesi berbagi pengalaman baik atau cerita sukses dari petani dan pengusaha tempe


Pada sesi ini, Florianus Hasi, fasilitator pertemuan memberi kesempatan kepada 3 orang narasumber untuk berbagi pengalaman tentang kesuksesan dan tantangan yang dihadapi dalam menjalankan agrobisnis dan usaha tempe.

Namun sebelum ke sesi ini, Richard Roden, Koordinator Program mempresentasikan capaian proyek selama 1 tahun, 2020/2021. Dia mengingatkan kembali kepada para peserta bahwa tujuan proyek Kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Misionprokur SVD Swiss, adalah untuk meningkatkan mutu pertanian (melalui pendekatan pertanian organik), kesehatan, pendapatan dan kelembagaan paroki dibidang pengembangan sosial ekonomi.

  

Lahan pertanian milik dari 622 peserta program yang menerapkan pertanian organik telah mencapai luas 1082,81 are, dari jumlah peserta program sebanyak itu, 143 orang diantaranya berhasil menjual sayur-sayuran selama setahun (2020-2021) dengan omzet Rp 652.464.000 dan 1 orang sukses berbisnis tempe produksi sendiri dengan mendapatkan omzet Rp 123.000.000 pada tahun 2020/2021.

Lebih lanjut, Richard menjelaskan berdasarkan hasil lejong (diskusi) dengan para petani selama ini, mereka mengatakan bahwa tantangan-tantangan yang sedang dihadapi adalah bergesernya musim hujan, musim hujan agak panjang, kekurangan bahan baku pupuk organik, pedagang sayur-sayuran dari luar cukup banyak datang ke Manggarai, melek keuangan masih rendah, dan pengeluaran keuangan dari keluarga-keluarga di perdesaan sekarang ini, kecenderunganya terus meningkat untuk urusan sosial kemasyarakatan, misalnya, acara-acara pengumpulan dana dimana nilainya semakin tinggi, sementara disisi lain pendapatan keluarga kecil dan bahkan cenderung menurun.



< Rikhardus Roden, Koordinator Program menjelaskan pencapaian dan tantangan program

Gregorius Sugianto, petani dari Desa Kakor, Paroki Reweng, salah satu narasumber mengatakan kepada para peserta bahwa dia bersama isterinya, sejak 2014 berbisnis sayur-sayuran atas inisiatif mereka sendiri, sebab usaha ini dipandang sebagai usaha yang mempunyai prospek untuk dikembangkan di Desa Kakor, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat. Di desa ini permintaan sayur-sayuran cukup tinggi tetapi persediaannya kurang sehingga sayur-sayuran di datangkan dari luar. Pekerjaan pokok saya adalah memperbaiki televisi dan tape  rusak sedangkan yang fokus mengurus sayur-sayuran setiap hari mulai dari tahap produksi hingga pemasaran adalah isteri saya.


Kemudian Pada tahun 2019, cerita Gregorius, Yayasan Ayo Indonesia dan KSP CU FLorette berkunjung ke Rumah saya di Kakor, Lembor, lantas keduanya mendorong keluarga saya dan beberapa tetangga untuk menanam sayur-sayuran dengan jumlah banyak dengan bekerjasama dengan KSP CU Florette untuk permodalan. Mereka juga membawa cara baru dalam pemasaran dimana kami harus punya teman bisnis di pasar agar sayur-sayuran yang kami tanam di lahan mudah untuk dipasarkan. Sejauh ini omzet penjualan kami mencapai puluhan juta rupiah setiap musim tanam, pengalaman inilah yang mendorong kami untuk menanam sayur-sayuran sepanjang musim. Uang hasil penjualan sayur-sayuran, kami simpan di KSP CU Florette.


Noldy Batung, Pengusaha muda dari Kampung Null, Paroki Tanggar yang menekuni usaha Tempe sejak tahun 2016 menceritakan bahwa, dahulu dia pernah merantau ke Kalimatan dan Soe, Timor, namun selama di tanah rantauan dia tidak mendapatkan apa yang dia harapkan, kenyataan berbeda sehingga memutuskan untuk kembali ke kampung Null.

Berbisnis tempe, tutur noldy tidak bebas dari persoalan atau tantangan, pernah mengalami kegagalan dalam memproduksi sebanyak 1ton kedelai, dimana saat itu, kami tidak bisa menghasilkan tempe untuk jumlah satu lempeng pun, namun saya dan isteri menganggap hal ini biasa-biasa saja, karena sebelumnya, sering juga menghadapi persoalan gagal ketika fermentasi dalam proses produksi . Pada awalnya, kami memang merasa stress namun dari persoalan itu kami sepakat untuk tetap tegar, semangat, berdoa serta terus belajar untuk mengetahui titik lemah dalam proses produksi, sebab kami memandang persoalan dan tantangan adalah ujian untuk mendapatkan keberhasilan, hal ini telah menjadi prinsip kami berdua selama ini.



“Untuk mengurangi atau mencegah kegagalan dalam berproduksi kami belajar kepada pengusaha tempe di kota ruteng, mereka berasal dari Jawa dan mereka sangat baik, membagi pengalaman sehingga sejauh ini kegiatan produksi tempe kami berjalan sesuai rencana dan tidak pernah gagal lagi, karena kami sudah memiliki sistem kontrol untuk proses produksi”ungkap Noldy.

Sedangkan Yohanes Nerdi, Pemilik Usaha Agro dengan nama NerdiFarm mengatakan sebelum menjalankan agrobisnis sayur-sayuran dan buah-buahan kita harus memikirkan tentang berapa uang yang harus kita cari. Sebaiknya, target omzet kita harus tinggi sehingga lahan juga harus luas supaya kita bisa focus mengelola agrobisnis.

Sebelumnya, saya melanjutkan cerita tentang pengalaman dalam menjalankan agrobisnis di Mbalata, Kelurahan Watu Nggene, jelas Nerdi, usaha yang sedang saya bangun ini merupakan hasil permenungan dari realita sosial di kampung Kala Bumbu dimana banyak orang yang merantau ke Kalimantan, ternyata di sana, mereka bekerja menjadi buruh harian di perkebunan, padahal di kampung mereka banyak lahan, ini sangat ironis, dari situasi inilah yang memicu saya untuk membangun usaha NerdiFarm.


Yohanes Nerdi, Duta Petani Andalan tahun 2021 yang dikukuhkan oleh Departemen Pertanian Republik Indonesia sedang berbagi pengalamannya dalam mengelola usaha Agrobisnis NerdiFarm


Baca juga yang ini; Kunjungan belajar motivatif dan inspiratif terkait pengembangan sorgum di Dusun Likotuden, Desa Kawalelo, Flores Timur
Bersama beberapa petani di Kampung Kala Bumbu, cerita Nerdi, kami menanam melon dan semangka, kami berani menanamny,a sebab kami sebelumnya belajar kepada satu orang petani berasal dari Jawa yang sukses berbisnis melon di Borong. Menanam kedua jenis buah-buahan ini menguntungkan, dalam waktu 2 bulan kami mendapatkan omzet penjulaan memcapai puluhan juta rupiah. Kemudian, kami menanam sayur-sayuran dalam jumlah banyak dengan mengacu kepada hasil survey kebutuhan pasar Aimere, Wae lengga, Ruteng, Labuan Bajo, Borong dan Wae rana. Kita harus bermitra dengan pedagang atau penjual sayur-sayuran di Pasar, sebelum menanam kita mesti menanyakan mereka tentang jumlah dan jenis sayur-sayuran yang dibutuhkan pasar..

Untuk meningkatkan pendapatan, kami bekerjasama dengan PowerAgro guna menerapkan tehnologi irigasi tetes, yang dapat mengurangi biaya produksi sedangkan permodalan usaha berasal dari Pinjaman Bisnis di KSP CU Florette.

Dalam menjalankan usaha ini, tidak luput juga dari persoalan-persoalan, banyak juga tantangannya, namun kami belajar dari hal ini bahwa setiap apa pun yang kita usahakan tidak terlepas dari resiko dan kita harus terus belajar dari hal itu dengan melihat pengalaman orang lain di youtube misalnya, tantangan jangan dihindari tetapi kita harus diatasi dan mengelolahnya dengan mencari solusi,” pungkas Nerdi Duta Petani Andalan tahun 2021 yang dikukuhkan oleh Departemen Pertanian Republik Indonesia. NerdiFarm sekarang menjadi sekolah lapang Agrobisnis untuk 3 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri ( SMKN) di Kabupaten Manggarai Timur.


Penulis : Rikhardus Roden Urut

Segelas Kopi Arabika produksi KOPSEN KKM, Karya Mandiri Manggarai

Posting Komentar

0 Komentar