Header Ads Widget

Renungan Harian KATOLIK : BAGAIMANAPUN, alam dan suasana batin jadi berubah saat Tuhan dilibatkan....

Selasa, 02 Agustus 2022
(Pekan Biasa XVIII, St Eusebius, St Petrus Yulianus Eymard, St Stefanus I - Paus ke 23, Beato Yohanes dr Rieti)
Bacaan I Yeremia 30:1-2.12-15.18-22
Mazmur Tanggapan Mzm 102:16-18.19-21.29.22-23
Injil Matius 14:22-36
"Mengapa engkau bimbang?" Mat 14:31
(Quare dubitasti?)


KERAGUAN itu milik kita. Telah jadi kisah batin dalam perjumpaan dengan alam keseharian. Kita terlalu rapuh. Mudah goyah untuk berhadapan alam nyata di kehidupan ini.

Baca juga yang ini : Tendangan Pojok Pater Kons Beo, SVD : Janganlah (lagi) Berpikir Yang Bukan-Bukan

ADA sementara orang yang gemetar jika ada tema tentang kerapuhan. Tentang kelemahan. Tentang segala alam keterbatasan dan ketidakberdayaan. Mereka ingin sekali bahkan menuntut agar tema kebimbangan itu sesegeranya dicopot. Harus secepatnya diganti dengan tema harapan dan kebesaran jiwa. ADAKAH yang salah jika kita mesti bergerak dari 'ketakutan, kecemasan, kerapuhan, keterbatasan, ketidakberdayaan serta segala ketakhebatan diri?' Tentu tidak! Sama sekali tidak! Sebab segala suasana ketidakhebatan dan kegentaran hati adalah alam batin setiap manusia.

Baca juga yang ini : Pengalaman Martinus dari Pasar Sotor : ternyata Sayur lebih besar daripada kerbau

Situasi angin sakal dan badai bergelombang itu kenyataan alami. Seruan para murid bahwa "itu hantu" pada pukul tiga dinihari (Mat 14:26) amatlah manusiawi. Semuanya disikapi dengan cara yang biasa. Natural dan manusiawi. BAGAIMANAPUN, alam dan suasana batin jadi berubah saat Tuhan dilibatkan. Saat Tuhan diundang masuk dalam kisah-kisah kebimbangan. Petrus mesti bersuara dari kecemasannya, dari ketakutannya, dari ketakberdayaannya: "Tuhan, tolonglah aku!" (Mat 14:30).

Bca juga yang ini : Renungan Harian KATOLIK : HATI kita sering ada dalam keraguan

DOA, permohonan dan harapan pada Tuhan hanya terucap dari suara kaum lemah, ketakutan dan penuh cemas. Yang sungguh berharap pada Tuhan. Seruan seperti dimaksudkan agar kita jadi kuat dan kokoh dalam hadapi kenyataan hidup.

SUNGGUHKAH ada seruan yang benar dan jujur pada Tuhan andaikan kita 'seolah-olah merasa sehat padahal kita sakit? Atau seolah-olah kita kokoh, padahal kita berantakan? Seolah-olah selalu sukses padahal kita banyak gagalnya? Seolah-olah kita saleh padahal kita banyak eror spiritual dan di sikap hidup?

Baca juga yang ini :
Renungan Harian KATOLIK ; Bila kita merasa diri sombong dan ingin melampaui kekuasaan dan kekuatan Tuhan, kita bisa menjadi ‘kurus kering

PETRUS tahu akan alam danau bergelombang. Dia sadar akan alam 'takut dan bahaya tenggelam.' Sebab itulah ia mesti bergerak dari 'jika benar Tuhan sendiri' (Mat 14:28) menuju 'pertolongan Tuhan' yang mengungkapkan penyerahan diri.

DALAM keheningan, kita mesti mendengar suara Yesus yang bertanya: 'Mengapa engkau bimbang? Mengapa engkau takut? Mengapa engkau begitu tergoncang? Mengapa engkau sekian putus asa? Mengapa engkau sekian tertekan dan nyaris tak berdaya? Mengapa tetap saja mengalir air mata di pipimu?"

HANYA dengan sederet pertanyaan ini, Tuhan mengajak kita untuk lebih terbuka hati dan masuk ke dalam penyerahan pada Kuasa dan KebesaranNya. Saat Yesus berjalan di atas air, itulah tandaNya bahwa di dalam dan bersama DIA selalu ada HARAPAN yang benar. Bersama Yesus kita diselamatkan dan dimampukan untuk berjalan dalam iman.

TUHAN telah memegang tanganmu dan meluputkanmu dari badai dan gelombang hidup ini? Ingatlah! Ini semua agar kita kembali masuk dalam kehidupan dengan segala lika-likunya. Bahkan bisa jadi, Tuhan akan menguji kita dengan ujian-ujian kehidupan yang lebih besar dan bahkan lebih berat lagi.

NAMUN kata-kata Tuhan senantiasa meneguhkan, "Kuatkan hatimu, Aku telah mengalahkan dunia..." (Yoh 16:33).

Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin
NAMUN kata-kata Tuhan senantiasa meneguhkan, "Kuatkan hatimu, Aku telah mengalahkan dunia..." (Yoh 16:33).


Posting Komentar

0 Komentar