Sabtu, 04 Juni 2022
(Pekan VII Paskah, St Kuirinus-Martir, St Fransiskus Caracciolo - Abbas)
Bacaan I Kis 28:16-20.30-31
Mazmur Tanggapan Mzm 11:4.5.7
Injil Yohanes 21:20-25
"tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku"
Kis 28:19
(Non quasi gentem meam habens aliquid accusare)
TAK mudah untuk tetap menunjukkan kemuliaan hati saat telah diperlakukan tak baik. Sering kenyataan sedemikian terjadi dan teralami bahwa kita kerap diperlakukan tak adil.
Baca juga yang ini : Tendangan Pojok Pater Kons Beo, SVD : Janganlah (lagi) Berpikir Yang Bukan-Bukan
KENYATAAN pahit itu dialami dalam rupa-rupa penolakan dari sesama. Segala yang dilakukan, entah baik sekalipun, oleh para pembenci pasti tetap berujung penistaan dan pengucilan. Katanya, "Seseorang itu tidak akan pernah benar di hadapan para pembencinya."
TETAPI, apakah yang kita cari dalam hidup ini? Agar kita diakui dunia dan sesama bahwa 'kita adalah orang baik dan bermulia hati? Atau kah bahwa 'kita adalah orang yang berprestasi dengan segala kecemerlangan di perbagai lini?'
Baca juga yang ini : Kunjungan belajar motivatif dan inspiratif terkait pengembangan sorgum di Dusun Likotuden, Desa Kawalelo, Flores Timur
ORANG yang baik, benar serta tulus, tak sekedar terpanggil untuk berbuat yang baik, benar dan dari hati penuh ketulusan. Tetapi, bahwa dalam apa pun situasi ia tetaplah baik, benar dan tulus hati. Artinya, segala keadaan hatinya yang luar biasa itu tak ditentukan oleh bagaimana sikap sesama terhadapnya sebagai syarat untuk menjadi baik, benar dan tulus hati.
RASUL Paulus mesti alami kenyataan pahit perlakuan oleh kaum sebangsanya. Di Roma, ia berseru kepada orang-orang terkemuka bangsa Yahudi, "Saudara-saudara, aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat-istiadat nenek moyang kita. Meskipun demikian aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan ke orang-orang Roma" (Kis 28:17 ).
KEBENCIAN yang tertuju pada Rasul Paulus berujung pada harapan agar ia dihukum mati. Tetapi, kesalahan apa kah yang telah dilakukan Rasul Paulus? Sebab itu, Paulus mesti naik banding ke Roma, kepada kaiser. Tetapi, begitu istimewa kah jati diri Rasul Paulus?
Baca juga yang ini : Tendangan Pojok Pater Kons Beo, SVD : Janganlah (lagi) Berpikir Yang Bukan-Bukan
RASUL Paulus ingin mencari kebenaran dan menunjukkan kebenaran itu pada bangsanya. Tetapi, bahwa Rasul Paulus tetaplah orang yang berhati mulia. Sebab katanya, "...terpaksalah aku naik banding kepada Kaiser, *tetapi bukan* dengan maksud untuk mengadukan bangsaku" (Kis 28:19).
"ORANG baik itu", sekali lagi, "Dalam situasi apa pun tetaplah cemerlang sebagai orang baik." Belajar dari Rasul Paulus: 'Diadukan oleh bangsa dan kaumnya sendiri, tinggal dalam rumah sewaan, dan diawasi ketat oleh seorang prajurit, namun hatinya tetap terbuka. Sebab "ia menerima semua orang yang datang kepadanya" (Kis 28:30 ).
KITA tentu merindukan kehadiran Allah Roh Kudus untuk mencairkan dan melembutkan hati kita yang kaku, hati yang kering. Agar dapat bersemi kembali dalam kebaikan, kebenaran serta ketulusan hati.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin. Alleluia.
0 Komentar