Header Ads Widget

Renungan Katolik Khusus Di Hari Minggu; Yesus, Bisnis, dan Cambuk Itu

Yesus, Bisnis dan Cambuk Itu


(Minggu, 03 Maret, 2024, Pekan III PraPaskah – B)
Bacaan I Keluaran 20:1-17
Bacaan II 1Korintus 1:22-25
Injil Yohanes 2:13-25


“Kita sebenarnya terletak antara Allah pengasih dan Allah pencemburu…”




Bisa jadi bahwa yang dilakukan para pedagang dan para penukar uang ‘dalam Bait Allah’ itu telah berlangsung lama. Telah menjadi satu kebiasaan, atau katakanlah sebagai ‘tradisi bisnis.’ Katakan pula sebagai ‘tradisi bisnis Bait Allah.’


Jangan lewatkan yang ini, baik untuk anda; Renungan Harian Katolik; Tak Kembali Sebagai Hero (Pahlawan), Tapi Sungguh Zero (Hampa). Namun Tuhan Tetap Merangkul Dalam Kasih


Semuanya bisa diamini sebagai ‘akivitas perdagangan suci.’ Sebab, bisa saja terjadi bahwa hewan-hewan yang diperjual-belikan itu berguna untuk kurban persembahan di Bait Suci. Apalagi seperti burung merpati. Dan bukan tak mungkin bahwa perputaran uang (pertukaran) juga berguna. Semuanya demi ‘ibadah sedekah’ di dalam Bait Allah atau juga demi sedekah bagi fakir miskin, para peminta-minta di seputaran Bait Allah.


Kebiasaan, yang dibalut dengan meterai (alasan) suci, demi ‘kegiatan di Bait Allah’ bisa membuat para pedagang dan penukar uang ‘keasyikan dalam aktivitasnya.’ Demi bisnis, demi perputaran uang, demi keuntungan dan bisa jadi demi meningkatnya harta, para pegiat bisnis ini jadinya lupa atau memang tak (mau) tahu apa sesungguhnya ‘makna terdalam di balik kehadiran dan keagungan BAIT ALLAH.’



Maka, apa ‘yang tak disadari atau dilupakan ini’ mesti diingatkan kembali oleh Yesus. Cambuk mesti dibuat. Dan Yesus mesti “mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua domba dan lembu; uang para penukar dihamburkanNya ke tanah, dan meja-meja mereka dibalikanNya...” (Yoh 2:15).




Kisah Yesus yang marah (marah) di Bait Suci diakhiri dengan pernyataan tegas dan mengajak kepada para pedagang merpati, “Ambil semua ini dari sini, jangan kalian membuat rumah BapaKu menjadi tempat berjualan” (Yoh 2:16).



Bagaimanapun kelengkapan kisah Yesus menyucikan Bait Allah, pada saatnya terpenuhi ketika, para murid memahami apa arti semuanya itu. Bait Allah yang dimaksudkan adalah Tubuh Yesus sendiri. “Bait Suci yang dibangun bertahun-tahun itu (46 tahun) mesti dirombak dan akan dibangun Yesus dalam tiga hari.” Tiga hari setelah ‘kehinaan derita dan salib kematian, kemegahan Tubuh Yesus ‘dibangun kembali’ secara mulia.



Tetapi, mari kita renungkan beberapa pikiran sederhana dalam keseharian kita ‘apa adanya.’ Biarlah kita bertanya: Mungkin kah Yesus perlu membuat cambuk dan mengusir, menghalau ‘segala apa yang ada dalam diri kita?’


Sebaiknya baca yang ini, menarik; Renungan Harian Katolik; Semoga Mataku Menatap Ke Langit Dan Tanganku Terulur Pada Sesama

Pertama, kita bisa saja jatuh dalam ‘kebiasaan serta keasyikan’ yang membutakan kesadaran diri kita akan kebiasaan dan keasyikan itu. Dan kita jadinya tak sanggup melihat ‘hal lain yang sesungguhnya lebih mendasar dan menjadi inti dari kehidupan ini.’



Keasyikan berdagang dalam Bait Allah membuyarkan fokus para pedagang (pebisnis) untuk melihat ‘Doa dan Korban’ sebagai inti dari citra dan kehidupan Bait Allah. Para pedagang hanya melihat teritori Bait Allah sebagai ‘ladang bisnis.’ Bukan pada soal bagaimana kualitas relasi manusia dan Tuhan yang mesti dibangun dan ditingkatkan.



Kedua, di balik semua yang disiasati dan digiati manusia tentu ada motivasi yang bermuara pada intensinya. “Perkara Bait Allah, dengan intensi suci demi keselamatan umat manusia” tentu tak boleh diredupkan apalagi dicemarkan oleh virus ‘money oriented’ atau keuntungan material yang sekian menggiurkan. Tentu ‘burung merpati dan burung tekukur’ amatlah berguna demi persembahan di Bait Allah.’


Dalam banyak cara, siapapun kita dipanggil untuk mengolah ‘bisnis keselamatan umat manusia’ dalam prinsip kewajaran dan cintakasih yang menyelamatkan. Setiap murid Yesus, tetaplah hidup sederhana dan apa adanya dalam kewajaran. Yang tak terjebak dalam bisnis atas nama ‘agama dan Tuhan’ demi kepentingan sendiri. Kita semua dipanggil untuk ‘saling menyelamatkan dalam kepentingan bersama.’


Karya Pastoral Diakonia kami; Petani Sayur-Sayuran Bangun Kemitraan Bisnis Dengan Distributor Untuk Menjamin Keberlanjutan Bisnis


Ketiga, “Cambuk Yesus” sesungguhnya menjadi satu ‘tamparan suci’ bahwa kita mesti diingatkan akan relasi kita yang semestinya dengan Allah yang kita imani. Bisa terjadi bahwa ‘terdapat banyak hal dalam diri kita yang mesti dicambuki dan dikeluarkan serta diusir pergi.’


Barangkali saja kita miliki setumpuk ‘bisnis dalam pikiran, rencana, harapan, kemauan, niat dan maksud atau kehendak hati’ yang tak sejalan dan sejajar dengan ‘Bisnis Bait-Allah Kehendak Tuhan.’ Tidak kah Allah yang kita adalah Allah yang cemburu? Itulah yang disuarakan oleh Allah melalui Musa kepada umat Israel. Agar Israel tak ‘berbisnis yang melenceng dari keterarahan hati dan iman pada Allah sendiri.’ Begitulah suara Tuhan melalui Musa, “…sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu.. (Kel 20:5).


Jika memang kita telah membuat Allah menjadi cemburu, dengan segala macam ‘bisnis kita,’ maka inilah saatnya, di masa Pra-Paskah ini, dengan kerendahan hati dan ketulusan kita ‘menerima cambuk Yesus’ yang menyentak dan mengingatkan kita akan keluhuran hidup kita sebagai Gereja, Tubuh MistikNya sendiri.



Keempat, satu permenungan ‘sederhana’ (mungkin pula dipaksakan) namu semoga menyentak hati kita. Di dalam Bait Suci di Yerusalem, Yesus mencambuki semua pedagang dan para penukar uang; di jalan salib (via crucis – via dolorosa), gantian Yesus yang dicambuki para prajurit. Tidak karena ‘dosa-dosa dan kesalahan’ sebab Yesus tak berdosa. Tetapi berawal karena ‘bisnis mamon 30 keping uang perak yang diincar oleh Yudas si Iskariot.


“Bisnis – Negosiasi – Negosi” adalah kesibukan. Itulah segala lalulintas sumpek yang mendera kehidupan kita. Yang menyebabkan kita kesulitan dalam melihat dan mengalami ‘ruang terbuka hijau’ demi kesegaran iman, harapan dan kasih kita di dalam Yesus.



Kita benar-benar membutuhkan ‘cambuk Yesus.’ Tidak untuk menghukum apalagi untuk membinasakan kita. Hanya agar agar bersama Yesus sendiri kita disanggupkan untuk bersaksi dan lantang bersuara:

“Cinta akan rumahMU menghanguskan aku………”



Verbo Dei Amorem Spiranti
Selamat hari Minggu…
Tuhan memberkati.




Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
  1. Pendiri SVD        : 1875
  2. Pendiri SSpS       :  1889
  3. Pendiri SSpS-Ap :  1896
  1. "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya." 
  2. "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
  3. Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak  boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
  4. "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
  5. "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."

St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN







Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;


Yayasan Ayo Indonesia atas dukungan Missionprokur SVD Steinhauzen Swiss melakukan suatu survei pasar untuk mengetahui pasokan dan permintaan sayur-sayuran di Pasar Lembor, Ruteng, dan Borong. Hasil survei ini kemudian menjadi acuan dalam menyusun suatu panduan pola dan waktu tanam yang terfokus pada pasar  

   Mangga bantuan dari Program kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss, ternyata tumbuh baik dan sudah menghasilkan uang untuk penerima bantuan bibit mangga tersebut tahun 2014 di Lengkong Cepang, Lembor Selatan.Didokumentasikan oleh
Stef Jegaut, Selasa (15/8/2023) 





Pada program Pemberdayaan Sosial-Ekonomi, kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss tahun 2014, salah satu kegiatannya, adalah mempromosikan pembuatan Toilet dan Septik Tank menggunakan bambu untuk menggantikan fungsi besi beton, ternyata masih bertahan kuat sampai saat ini di Lengkong Cepang. Didokumentasikan oleh Stef Jegaut,Selasa (15/8/2023).

Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar)


Jasa Rental Kendaraan untuk Anda, Kami Siap Melayani dengan HATI:



Ayo Merawat Bumi, Rumah Kita Bersama
Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong

Posting Komentar

0 Komentar