Header Ads Widget

Renungan Harian KATOLIK : UNTUK pulang kepada sesama dalam keakraban penuh spontan, pakailah senjata kerendahan hati

Senin, 08 Agustus 2022
(Pekan Biasa XIX, St Dominikus - Pendiri Ordo Pengkotbah)
Bacaan I Yehezkiel 1:2-5.24 - 2:1
Mazmur Tanggapan Mzm 148:1-2.11-12ab.12c-14a.14bcd
Injil Matius 17:22-27

Foto pemberdayaan
"Persenjatai dirimu dengan doa, bukannya dengan pedang; berselimutlah dengan kerendahan hati, bukan dengan pakaian yang bagus" (St Dominikus)


TAK ada yang kurang pada diri kita. Semuanya telah teranugerahkan. Segala daya yang kita punyai telah membuat kita berubah. Sebab kita memang telah mengembangkannya.

Baca juga yang ini : 
Pojok KITAB SUCI; Saat Pesta Pora dan Kemabukan Sungguh Menguasai

TETAPI kita pasti ditantang untuk mawas diri. Sebab selalu ada godaan berat demi pemuliaan diri sendiri. Ada jebakan pula demi pengakuan sana-sini. Jadi repot, jika kita memang sungguh memburunya.

BILA Yesus memanggil siapapun ke jalan 'penyangkalan diri' maka satu dinamika perjalanan menuju sesama dan terlebih kepada Tuhan temukan kekuatannya. Semuanya agar kita tak boleh tertahan pada pusaran kemegahan diri sendiri.

Baca juga yang ini : Satu Permenungan : Dipanggil untuk Menjadi ‘Orang Biasa’
UNTUK pulang kepada sesama dalam keakraban penuh spontan, pakailah senjata kerendahan hati. Di situ selalu ada kesanggupan untuk berbelarasa. Terlebih untuk masuk di jalan sepenasib dan sepenanggungan.


UNTUK tetap teringat dan selalu ingin pulang pada Tuhan, doa adalah jalannya. Dalam doa kita kembali pada asal dan tujuan dari ziarah hidup diri kita sendiri. Dalam doa, kita menjadi teduh dalam sumber keteduhan hidup kita, yakni Tuhan sendiri.

Baca juga yang ini :
Satu Permenungan : Jangan Sampai Kita Kehilangan Ruang Kosong

ST DOMINIKUS ingatkan bahwa yang terutama adalah kerendahan hati. Bukan pakaian yang bagus. Tentu bukan pula segala atribut yang menjarakkan kita dengan sesama. Selimut kerendahan hati membawa kita kepada sesama dengan semangat penuh keterbukaan.


DAN lagi, St Dominikus ingatkan kita untuk lepaskan pedang. Senjata kekerasan tak dapat dibenarkan. Senjata kekerasan sebenarnya adalah tanda kekerdilan hati. Bahkan menjadi tanda kedangkalan iman pula. Yang mesti diandalkan, sekali lagi, adalah doa dan bersimpuh sujud di hadirat Tuhan.


MUNGKIN kita terlalu melangit di atas sesama atau 'jadi tanda tak nyaman bagi orang lain.' Ini mungkin karena kita memang bersenjatakan kesombongan, penuh angku dan kasar.

Mungkin saja kita jauh dari nafas kasih Allah dalam doa penuh sejuk. Dalam doa yang menenangkan isi jiwa kita.

Baca juga yang ini :
Renungan Harian KATOLIK : Siapapun manusia terlalu rapuh untuk hadapi badai kehidupan yang menggelora

SEBAB kita bisa saja terlalu keenakan dalam 'berpedang lidah yang tajam.' Yang menghina, yang menyudutkan, yang gemar dalam bentakan dan caci maki, serta dalam segala arogansi verbal. Kita bisa saja jauh dari 'senjata doa mohon berkat dan pengampunan.'


DI DALAM semangat Santu Domikus selalu ada harapan yang benar. Agar ditiupkan pewartaan yang menyejukkan dan membangun. Yang mengajak siapapun untuk saling memberkati dan mencintai dalam kebenaran di dalam Tuhan.


Verbo Dei Amorem Spiranti
St Dominikus, doakanlah kami.

P. Kons Beo, SVD

P.Kons Beo, SVD


Tuhan memberkati.Amin

Posting Komentar

0 Komentar