(Pekan I Prapaskah, St Polikarpus, St Willis)
Bacaan I Yehezkiel 18:21-28
Mazmur Tanggapan Mzm 130:1.2.3-4ab - 4c.6. 7-8
(Ref: Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan?")
Injil Matius 5:20 - 26
"Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada....." Mat 5:20
(Quia nisi abundaverit iustitia vestra plus qua...)
BIARLAH KITA SEPERTI APA ADANYA KITA. DALAM KETEDUHAN IMAN PADA TUHAN. DAN DALAM KESEDERHANAAN HATI TERHADAP SESAMA
SUDAH ada modal cukup untuk 'menjadi benar dan dibenarkan dalam kehidupan beragama. Dalam agama, ada panduan jelas dan terukur. Agar kita miliki keterarahan iman pada Tuhan semesta alam. Pun dalam agama ada alarm agar kita dapat bersahabat dengan sesama dalam kasih. Karena itu?
Jangan lewatkan yang ini, menarik; Renungan Harian Katolik; Bertahan Dalam Iman-Harapan-Kasih Di Atas Wadas
KEBERAGAMAAN itu bukan soal 'jadi anggota dan terhitung sebagai orang beriman sakramental dan kultis. Yang telah dipermandikan dan merayakan iman. Tak sebatas itu. Kehidupan beragama itu berkenaan cara hidup, sikap dan perlakuan kita terhadap sesama.
Sebaiknya baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; JALAN Pertobatan Itu Adalah Jalan Mendengarkan
Sebaiknya baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; KEHENDAK TUHAN Itu Selalu Agung - Luhur - Mulia Bagi Kehidupan Manusia
YANG menjadi soal dalam kehidupan beragama adalah sebatas rasa diri. Iya, rasa diri selalu benar, saleh, terpuji, lurus, selalu bersih. Apalagi bila diperbandingkan dengan sesama lain yang dianggap: nista, sesat, kafir, hina, selalu salah, tak diselamatkan!
Jangan lewatkan yang ini, menarik; Renungan Harian Katolik; Bertahan Dalam Iman-Harapan-Kasih Di Atas Wadas
HIDUP keberagamaan adalah hidup yang berbuah. Yang selalu berkiblat pada nilai. Hidup keberagamaan itu hadirkan keunggulan buah-buah roh. Yang sungguh berserah pada kehendak dan penyelenggaraan Allah serentak pula demi kebaikan sesama dan kepentingan bersama.
TAK pernah hidup keberagamaan yang benar sekiranya merasa memuliakan Allah dengan menistakan dan menindas sesama. Hidup keberagamaan yang benar pun menjauhkan segala trik dan gelagat yang menempatkan diri sendiri sebagai pusat perhatian.
Jangan lewatkan yang ini; Renungan Harian Katolik; Rindu Di Posisi Kanan
SEBAB itulah, secara khusus di masa Prapaskah ini, hidup keberagamaan yang benar itu pasti menjauhkan kita dari politisasi kultis dan selebrasi iman. Hanya supaya orang banyak tahu bahwa 'aku sedang berdoa, aku telah lakukan sedekah dan bahwa aku kini tengah berpuasa.'
Baca juga yang ini, karya pastoral;Petani Sayur-Sayuran Bangun Kemitraan Bisnis Dengan Distributor
Maka, kehidupan beragama yang benar itu selalu menempatkan kita pada tempat yang wajar, pada hati kita yang tulus pada siapapun, dan membiarkan kita dalam kesederhanaan seperti adanya kita.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Amin
Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
Ayo Merawat Bumi, Rumah Kita Bersama Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong |
0 Komentar