(Pekan V Prapaskah, St Seraphion)
Bacaan I
Mazmur Tanggapan Mzm 105:4-5.6-7.8-9
(Ref: Selama-lamanya Tuhan ingat akan perjanjianNya)
Injil Yohanes 8:51-59
"Sungguh, barangsiapa menuruti firman-KU, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya" Yoh 8:51
(Se quis sermonem servaverit mortem non videbit in aeternum)
PADA satu titik nampaknya kita mesti pasrah. Bahwa di sekeliling kita hanyalah alam kosong. Tanpa apa dan tanpa siapa! Bahkan bahwa kita mesti alami diri sendiri 'yang terserak, serba asing dan membingungkan.'
DALAM jalan hidup ini, kita torehkan sekian banyak kisah dan pengalaman. Dan itu sudah cukup untuk membekaskan kesan. Tetapi, adakah kita haus akan pencitraan demi serba unggul? Atau kah sebaliknya bahwa kita berlangkah seperti apa adanya kita?
SIAPAPUN kita bisa kehilangan diri sendiri. Sebab kita lebih tertarik pada pengagungan akan ego-diri sendiri. Yang serba istimewa. Atau juga bahwa kita terserap dalam lalulintas dunia yang bising. Yang berujung pada sumpeknya hati dan akal budi. Kita jadinya sungguh tenggelam dalam yang fana.
TERKADANG terlalu banyak 'hiasan hidup' yang kita tempelkan pada jalan hidup ini. Semuanya sebenarnya hanya menghalangi ungkapan diri yang asli, polos, spontan dan apa adanya. Kita bisa mendapatkan segalanya. Tetapi benarlah pula bahwa kita bisa kehilangan banyak hal.
KITA bisa tempelkan dan mengatur kembali alarm hidup pada ruang batin kita. Untuk tanamkan kembali keyakinan pada diri sendiri. Untuk menyusun kembali batu-batu kehidupan, yang telah terserak 'tiada satu batu terletak di atas batu yang lain.'
BISA terjadi, terlalu sering kita membebani diri dan jalan hidup ini dengan muatan yang nyaris tak terpikulkan. Benarlah! Bila hidup ini adalah sebuah perjalanan, ia tentu membutuhkan ongkos perjalanan itu. Dan berapa kah yang mesti dibayar? Sering bukan satu patokan harga yang murah.
BANYAK jalan yang telah kita susuri! Banyak arah yang telah tuntuni ke mana kah kaki kehidupan ini mesti melangkah. Banyak daya dorong yang mendesak kita untuk bergerak.
DAN pada satu titik lain, kita mesti jedah sejenak. Sekedar bertafakur penuh senyap. Untuk merenungkan kata-kata Tuhan: "Maut tak akan dialami oleh siapa pun yang mengikuti Firman-Ku."
SABDA Tuhan adalah 'pelita hidup dan terang bagi jalan hidup kita.' Kata-kata Tuhan adalah inspirasi kebenaran. Terang Firman Tuhan meyakinkan kita untuk hadapi kehidupan ini seperti apa adanya. Dan oleh Kata-Kata Tuhan, ternyata tak ada kisah putus asa. Tanpa harapan! Sebab, kita mesti tetap melangkah! Di jalan hidup ini.
Bukan kah demikian?
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
SabdaNya meneguhkan!
Amin
Bacaan I
Mazmur Tanggapan Mzm 105:4-5.6-7.8-9
(Ref: Selama-lamanya Tuhan ingat akan perjanjianNya)
Injil Yohanes 8:51-59
"Sungguh, barangsiapa menuruti firman-KU, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya" Yoh 8:51
(Se quis sermonem servaverit mortem non videbit in aeternum)
KEABADIAN ITU KITA ALAMI DALAM YESUS, TUHAN
PADA satu titik nampaknya kita mesti pasrah. Bahwa di sekeliling kita hanyalah alam kosong. Tanpa apa dan tanpa siapa! Bahkan bahwa kita mesti alami diri sendiri 'yang terserak, serba asing dan membingungkan.'
DALAM jalan hidup ini, kita torehkan sekian banyak kisah dan pengalaman. Dan itu sudah cukup untuk membekaskan kesan. Tetapi, adakah kita haus akan pencitraan demi serba unggul? Atau kah sebaliknya bahwa kita berlangkah seperti apa adanya kita?
SIAPAPUN kita bisa kehilangan diri sendiri. Sebab kita lebih tertarik pada pengagungan akan ego-diri sendiri. Yang serba istimewa. Atau juga bahwa kita terserap dalam lalulintas dunia yang bising. Yang berujung pada sumpeknya hati dan akal budi. Kita jadinya sungguh tenggelam dalam yang fana.
TERKADANG terlalu banyak 'hiasan hidup' yang kita tempelkan pada jalan hidup ini. Semuanya sebenarnya hanya menghalangi ungkapan diri yang asli, polos, spontan dan apa adanya. Kita bisa mendapatkan segalanya. Tetapi benarlah pula bahwa kita bisa kehilangan banyak hal.
KITA bisa tempelkan dan mengatur kembali alarm hidup pada ruang batin kita. Untuk tanamkan kembali keyakinan pada diri sendiri. Untuk menyusun kembali batu-batu kehidupan, yang telah terserak 'tiada satu batu terletak di atas batu yang lain.'
BISA terjadi, terlalu sering kita membebani diri dan jalan hidup ini dengan muatan yang nyaris tak terpikulkan. Benarlah! Bila hidup ini adalah sebuah perjalanan, ia tentu membutuhkan ongkos perjalanan itu. Dan berapa kah yang mesti dibayar? Sering bukan satu patokan harga yang murah.
BANYAK jalan yang telah kita susuri! Banyak arah yang telah tuntuni ke mana kah kaki kehidupan ini mesti melangkah. Banyak daya dorong yang mendesak kita untuk bergerak.
DAN pada satu titik lain, kita mesti jedah sejenak. Sekedar bertafakur penuh senyap. Untuk merenungkan kata-kata Tuhan: "Maut tak akan dialami oleh siapa pun yang mengikuti Firman-Ku."
SABDA Tuhan adalah 'pelita hidup dan terang bagi jalan hidup kita.' Kata-kata Tuhan adalah inspirasi kebenaran. Terang Firman Tuhan meyakinkan kita untuk hadapi kehidupan ini seperti apa adanya. Dan oleh Kata-Kata Tuhan, ternyata tak ada kisah putus asa. Tanpa harapan! Sebab, kita mesti tetap melangkah! Di jalan hidup ini.
Bukan kah demikian?
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
SabdaNya meneguhkan!
Amin
Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bahaya Perangai Kasar, Nalar Semestinya Sehat
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
Ayo Merawat Bumi, Rumah Kita Bersama Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong |
0 Komentar