(Pekan III Paska, St Lidwina, St Tiburtius, St Valerius)
Bacaan I Kisah Para Rasul 3:13-15.17-19
Mazmur Tanggapan Mzm 4:2.4.7.9
(Ref: Biarlah cahaya wajahMu menyinari kami, ya Tuhan)
Bacaan II 1Yohanes 2:1-5a
Injil Lukas 24:35 - 48
"Di sana mereka menceritakan kepada saudara-saudara apa yang terjadi di tengah jalan...
Luk 24:35
(Et ipsi narrabant quae erant in via)
BAKAL KITA DAPATI SEIKAT KEMBANG NILAI DARI KISAH-KISAH SESAMA...
SEGERA pulang kembali kepada kebersamaan, komunitas. Itulah yang dilakukan dua murid dalam perjalanan ke Emaus. Kisah tentang Yesus, Sang Guru, mesti dilanjutlan dalam cerita. Dalam pemberitaan. Terutama tentang "bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu IA memecah-mecahkan roti" (Luk 24:35).
PARA saudara murid membuka diri pada cerita itu. Perlahan namun pasti, tertata keyakinan bahwa "Sungguh, Yesus telah bangkit." Dan keyakinan itu diperkuat saat Yesus menampakkan Diri. Ketika kata-kata penegasan diucapkan: AKU SENDIRILAH INI (Luk 24:39).
SUNGGUH! Kisah tentang Yesus dan iman akan DIA mesti diwartakan. Itulah yang dilakukan oleh Petrus dan Yohanes, setelah keduanya, dalam Nama Yesus, menyembuhkan seorang lumpuh (Kis 3:13-15). Di situlah orang banyak terbuka hati dan pikiran untuk 'memahami dan mengalami Yesus.'
KISAH tentang Yesus pun diberi kesaksian oleh Penulis Yohanes. Yesus yang bertindak dalam keadilanNya dan pendamaian untuk segala dosa (cf 1Yoh 5:1). Yohanes ingatkan para pendengar dan pembaca untuk terbuka menangkap kisah Yesus yang menyelamatkan, "Tetapi barangsiapa menuruti Firman Allah, di dalam orang itu Kasih Allah sungguh sudah sempurna" (1Yoh 2:5a).
KISAH tentang Yesus telah kita dengar, telah kita baca, telah kita renungkan untuk dimaknai. Kisah tentang Yesus tentu akan menjadi kisah kita sendiri. Bagaimanapun hal itu nenuntut kesediaan dan keterbukaan hati dan seluruh diri kita dalam menangkapnya.
SETIDAKNYA, mari terbuka hati dalam menangkap pesan-pesan kehidupan dalam keseharian. Di situ, kita biarkan keseluruhan diri kita untuk dicahayai. Doa dan harapan kita yang sederhana adalah: Semoga kita rendah hati untuk membiarkan Tuhan hadir dalam caraNya yan luar biasa untuk "membuka pikiran kita, agar kita pun memahami Kitab Suci dan memahami penyelenggaraan Tuhan yang mesti terjadi dalam hidup" (cf Luk 24:45).
DENGAN sesama? Marilah kita saling berkisah dalam iman. Saling meneguhkan dan membangun kebersamaan dalam Yesus. Sebab itulah saling mendengarkan dan menimbah makna iman menjadi tuntutan bagi setiap kita. Dari kisah-kisah sesama, tidak kah kita dapati seikat kembang nilai kehidupan?
KETAHUILAH bahwa setiap kita kita memiliki "kisah Emaus" yang meneguhkan iman dan membersitkan harapan dalam hidup. Kita mesti berani untuk mengisahkan pada sesama.
TETAPI, sekali lagi, ingatlah, bahwa kita pun mesti berjiwa besar dan rendah hati untuk mendengarkan jalan dan kisah iman dari sesama kita. Secerah dan sesuram apapun yang telah dilewati dan dihadapinya. Karena toh, ia hanya merindukan hati kita yang teduh dan terbuka.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Selamat Hari Minggu
Tuhan memberkati.
Amin. ALLELUIA
Mazmur Tanggapan Mzm 4:2.4.7.9
(Ref: Biarlah cahaya wajahMu menyinari kami, ya Tuhan)
Bacaan II 1Yohanes 2:1-5a
Injil Lukas 24:35 - 48
"Di sana mereka menceritakan kepada saudara-saudara apa yang terjadi di tengah jalan...
Luk 24:35
(Et ipsi narrabant quae erant in via)
BAKAL KITA DAPATI SEIKAT KEMBANG NILAI DARI KISAH-KISAH SESAMA...
SEGERA pulang kembali kepada kebersamaan, komunitas. Itulah yang dilakukan dua murid dalam perjalanan ke Emaus. Kisah tentang Yesus, Sang Guru, mesti dilanjutlan dalam cerita. Dalam pemberitaan. Terutama tentang "bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu IA memecah-mecahkan roti" (Luk 24:35).
PARA saudara murid membuka diri pada cerita itu. Perlahan namun pasti, tertata keyakinan bahwa "Sungguh, Yesus telah bangkit." Dan keyakinan itu diperkuat saat Yesus menampakkan Diri. Ketika kata-kata penegasan diucapkan: AKU SENDIRILAH INI (Luk 24:39).
SUNGGUH! Kisah tentang Yesus dan iman akan DIA mesti diwartakan. Itulah yang dilakukan oleh Petrus dan Yohanes, setelah keduanya, dalam Nama Yesus, menyembuhkan seorang lumpuh (Kis 3:13-15). Di situlah orang banyak terbuka hati dan pikiran untuk 'memahami dan mengalami Yesus.'
KISAH tentang Yesus pun diberi kesaksian oleh Penulis Yohanes. Yesus yang bertindak dalam keadilanNya dan pendamaian untuk segala dosa (cf 1Yoh 5:1). Yohanes ingatkan para pendengar dan pembaca untuk terbuka menangkap kisah Yesus yang menyelamatkan, "Tetapi barangsiapa menuruti Firman Allah, di dalam orang itu Kasih Allah sungguh sudah sempurna" (1Yoh 2:5a).
KISAH tentang Yesus telah kita dengar, telah kita baca, telah kita renungkan untuk dimaknai. Kisah tentang Yesus tentu akan menjadi kisah kita sendiri. Bagaimanapun hal itu nenuntut kesediaan dan keterbukaan hati dan seluruh diri kita dalam menangkapnya.
SETIDAKNYA, mari terbuka hati dalam menangkap pesan-pesan kehidupan dalam keseharian. Di situ, kita biarkan keseluruhan diri kita untuk dicahayai. Doa dan harapan kita yang sederhana adalah: Semoga kita rendah hati untuk membiarkan Tuhan hadir dalam caraNya yan luar biasa untuk "membuka pikiran kita, agar kita pun memahami Kitab Suci dan memahami penyelenggaraan Tuhan yang mesti terjadi dalam hidup" (cf Luk 24:45).
DENGAN sesama? Marilah kita saling berkisah dalam iman. Saling meneguhkan dan membangun kebersamaan dalam Yesus. Sebab itulah saling mendengarkan dan menimbah makna iman menjadi tuntutan bagi setiap kita. Dari kisah-kisah sesama, tidak kah kita dapati seikat kembang nilai kehidupan?
KETAHUILAH bahwa setiap kita kita memiliki "kisah Emaus" yang meneguhkan iman dan membersitkan harapan dalam hidup. Kita mesti berani untuk mengisahkan pada sesama.
TETAPI, sekali lagi, ingatlah, bahwa kita pun mesti berjiwa besar dan rendah hati untuk mendengarkan jalan dan kisah iman dari sesama kita. Secerah dan sesuram apapun yang telah dilewati dan dihadapinya. Karena toh, ia hanya merindukan hati kita yang teduh dan terbuka.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Selamat Hari Minggu
Tuhan memberkati.
Amin. ALLELUIA
Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bahaya Perangai Kasar, Nalar Semestinya Sehat
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
0 Komentar