(Pekan Biasa XX, St Helena, St Yohana Fransiska de Chantal)
Bacaan I Yehezkiel 36:23-28
Mazmur Tanggapan Mzm 51:12-15.18-19
Injil Matius 22:1-14.
"Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan" Mat 22:9. (Ite ergo ad exitus viarum)
SEPERTI itulah hal tentang Kerajaan Surga. Bagai seorang raja yang adakan perjamuan nikah untuk anaknya. Betapa kasih sang raja terhadap sang anak, sehingga segala sesuatu telah disiapkannya.
Baca juga yang ini; Merah Putih berkibar di kebun milik Komunitas NerdiFarm Mbolata
TETAPI apa artinya sebuah pesta tanpa kehadiran para tamu undangan? Setiap orang punya kebebasan untuk hadiri undangan pesta. Ada rupa-rupa alasan yang terucap untuk 'tak hadir di perjamuan itu.'
Baca juga yang ini:Perubahan Iklim dan pinjaman uang harian
ADA lagi tamu-tamu undangan, yang jelas-jelas tak mau datang. Di antaranya ada yang malah menangkap dan membunuh hamba-hamba utusan raja. Sang raja tentu panik akan situasi pesta yang bakal tak karuan jika 'banyak kursi tak terisi.'
JIKA Kerajaan Surga teribarat bagai 'perjamuan nikah' maka ia, sederhananya, hanya isyaratkan 'alam sukacita dalam kebersamaan.' Apapun pesta, sekali lagi, tetap terciri dalam 'aura ramai-ramai bersukacita.' Dalam kebersamaan.
Baca juga yang ini; Renungan Harian KATOLIK : ORANG yang berjiwa besar selalu berjalan menuju cita-cita
APAKAH kita merasa lebih layak sebagai tamu terhormat dan penting, hanya karena ada yang tertangkap dan dihukum? Yang ''diikat tangan dan kakinya, dan lalu dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap...?" (cf Mat 22:13).
Baca juga yang ini; Perubahan Iklim dan pinjaman uang harian
KITA semua berjuang agar perjamuan Kerajaan Surga itu tetap menjadi arena kebersamaan penuh sukacita. Berusahalah agar jangan sampai ada yang dienyahkan dan dikucilkan. Sebab perjamuan nikah adalah tanda keceriahan kita bersama.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati. Amin
Mazmur Tanggapan Mzm 51:12-15.18-19
Injil Matius 22:1-14.
"Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan" Mat 22:9. (Ite ergo ad exitus viarum)
SEPERTI itulah hal tentang Kerajaan Surga. Bagai seorang raja yang adakan perjamuan nikah untuk anaknya. Betapa kasih sang raja terhadap sang anak, sehingga segala sesuatu telah disiapkannya.
Baca juga yang ini; Merah Putih berkibar di kebun milik Komunitas NerdiFarm Mbolata
TETAPI apa artinya sebuah pesta tanpa kehadiran para tamu undangan? Setiap orang punya kebebasan untuk hadiri undangan pesta. Ada rupa-rupa alasan yang terucap untuk 'tak hadir di perjamuan itu.'
Baca juga yang ini:Perubahan Iklim dan pinjaman uang harian
ADA lagi tamu-tamu undangan, yang jelas-jelas tak mau datang. Di antaranya ada yang malah menangkap dan membunuh hamba-hamba utusan raja. Sang raja tentu panik akan situasi pesta yang bakal tak karuan jika 'banyak kursi tak terisi.'
Baca juga yang ini; Pemerintah Desa belajar tentang pengembangan sorgum untuk ketahanan pangan, perbenihan dan peningkatan pendapatan
BERSYUKURLAH bagi para 'kelompok persimpangan jalan.' Seperti mereka ketiban rejeki. Diperhitungkan raja untuk hadiri perjamuan nikah sang anak. 'Kelompok simpang jalan' adalah gambaran manusia pinggiran. Yang jauh dari segala aura 'elitis religius - sosial.'
Baca juga yang ini; Koperasi Simpan Pinjam CU Florette dorong anggota untuk mengembangkan bisnis Semangka dan Sayur-sayuran
ANDA mungkin sudah percaya diri dan yakin akan diperlakukan sebagai 'tamu VVIP' di perjamuan nikah Kerajaan Surga. Sebab Anda yakin akan kesalehan dan sikap hidup pribadi yang mumpungi. Anda bukan dari level kawasan 'persimpangan jalan.'
Baca Juga yang ini : Renungan Harian KATOLIK; Hendaklah engkau tidak menaruh benci kepada sesamamu
TETAPI, apakah kelompok 'persimpangan jalan' itu dengan sendirinya pasti akan berceriah dalam sukacita perjamuan nikah dan dibenarkan? Ternyata tidak juga! Sebab sang raja, si tuan pesta itu, masih menuntut hal lain.
PESTA pernikahan sang putera terlihat punya wibawa. Tak hanya karena 'segalanya telah disiapkan.' Tak cuma itu. Siapapun tamu ternyata dituntut untuk beri 'tanggapan berbobot' demi martabat perjamuan itu. Dan itu ditampakkan dalam 'pakaian yang sungguh layak.'
Baca juga yang ini; Renungan Harian KATOLIK: Kerja dan berusaha adalah cara paling wajar untuk cita-cita hidup layak.
RAJA menuntut 'pakaian layak tampil, yakni 'pakaian pertobatan.' Kita bisa 'kedapatan asyik di alam pesta.' Namun isi dan cara berpikir kita masih tetap 'yang itu-itu saja.' Ini berkenaan pula dengan kelakuan dan cara menilai kita terhadap sesama yang jauh dari cinta dan belaskasih Tuhan sendiri.
Baca juga yang ini; Koperasi Simpan Pinjam CU Florette dorong anggota untuk mengembangkan bisnis Semangka dan Sayur-sayuran
ANDA mungkin sudah percaya diri dan yakin akan diperlakukan sebagai 'tamu VVIP' di perjamuan nikah Kerajaan Surga. Sebab Anda yakin akan kesalehan dan sikap hidup pribadi yang mumpungi. Anda bukan dari level kawasan 'persimpangan jalan.'
Baca Juga yang ini : Renungan Harian KATOLIK; Hendaklah engkau tidak menaruh benci kepada sesamamu
TETAPI, apakah kelompok 'persimpangan jalan' itu dengan sendirinya pasti akan berceriah dalam sukacita perjamuan nikah dan dibenarkan? Ternyata tidak juga! Sebab sang raja, si tuan pesta itu, masih menuntut hal lain.
PESTA pernikahan sang putera terlihat punya wibawa. Tak hanya karena 'segalanya telah disiapkan.' Tak cuma itu. Siapapun tamu ternyata dituntut untuk beri 'tanggapan berbobot' demi martabat perjamuan itu. Dan itu ditampakkan dalam 'pakaian yang sungguh layak.'
Baca juga yang ini; Renungan Harian KATOLIK: Kerja dan berusaha adalah cara paling wajar untuk cita-cita hidup layak.
RAJA menuntut 'pakaian layak tampil, yakni 'pakaian pertobatan.' Kita bisa 'kedapatan asyik di alam pesta.' Namun isi dan cara berpikir kita masih tetap 'yang itu-itu saja.' Ini berkenaan pula dengan kelakuan dan cara menilai kita terhadap sesama yang jauh dari cinta dan belaskasih Tuhan sendiri.
Baca juga yang ini; Renungan Harian KATOLIK; Bagaimana bicara tentang relasi berkat bagi anak-anak kita?
Baca juga yang ini; Renungan Harian KATOLIK : ORANG yang berjiwa besar selalu berjalan menuju cita-cita
APAKAH kita merasa lebih layak sebagai tamu terhormat dan penting, hanya karena ada yang tertangkap dan dihukum? Yang ''diikat tangan dan kakinya, dan lalu dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap...?" (cf Mat 22:13).
Baca juga yang ini; Perubahan Iklim dan pinjaman uang harian
KITA semua berjuang agar perjamuan Kerajaan Surga itu tetap menjadi arena kebersamaan penuh sukacita. Berusahalah agar jangan sampai ada yang dienyahkan dan dikucilkan. Sebab perjamuan nikah adalah tanda keceriahan kita bersama.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati. Amin
Pater Kons Beo, SVD |
Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bahaya Perangai Kasar, Nalar Semestinya Sehat
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
0 Komentar