(Pekan IV Paskah, St Gaus-Paus ke 28, St Soter-Paus ke 12, St Tarbula)
Bacaan I Kisah Para Rasul 11:1-18
Mazmur Tangapan
Mzm 42:2-3. 43:3.4
(Ref: Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup)
Injil Yohanes 10:1-10
TERPENJARA OLEH NAFSU KEMURNIAN?
HARAM dan halal. Entahlah keduanya itu kapan berkarib? Rupanya sulit. Yang halal, iya rasa diri 'halal' cenderung nistakan yang 'haram.' Begitu pun yang anggap diri 'benar dan saleh' sepertinya wajibkan diri untuk mendepak yang dituduh 'kafirun dan najis.'
MANUSIA amatlah sensitif yang negatif terhadap yang kafir, najis, kotor, sesat, pada segala hal yang ternilai haram. Bahkan segilintir putuskan diri dan kelompok sendiri ada di kelompok terpuji, benar, saleh, pantas, kaum halal dan pewaris alam surgawi.
YANG nyata kini sebenarnya adalah apa yang disebut 'nafsu kesalehan.' Gelora hati seperti ini berdampak pada tindak suram nan seram kelabu terhadap sesama. Orang-orang yang ternilai sesat dan haram.
PETRUS ditegur oleh jemaat bersunat karena ia masuk rumah dan makan bersama-sama dengan kelompok tak bersunat. Ini sikap hati dan tindakan yang tak patut dibenarkan. Rasa diri (selalu) benar dan saleh sendiri memang tetap jadi gegar kesalehan dan penyakit rohani nan akut. Jauh dari semangat Yesus untuk mencari dan selalu halalkan kembali citra manusia yang telah anjlok.
Renungkanlah!
PERILAKU kita terhadap sesama mudah sekali diakarkan pada penilaian penuh perbandingan sikap hidup. Antara yang baik dan buruk, agamis dan kafirun, layak dan najis, moralis dan penuh bejat atau tak senonohnya. Dan kitalah yang cenderung tempatkan diri sendiri di jalur hidup mulia dan bercitra. Penuh kesuksesan dalam kebenaran. Tidak seperti sesama lainnya.
KATA-KATA orang banyak itu kiranya sadarkan kita, "Jadi kepada bangsa-bangsa lain pun Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup" (Kis 11:18). Kepada yang kafirun dan tak saleh selalu terbuka jalan untuk 'kembali.'
BAGAIMANA mungkin pewartaan tentang kasih dan pertobatan gencar dikumandangkan, sementara cara bersikap terhadap sesama tetap dalam belenggu penghakiman, penuh sinis dan sumpah serapah? Tapi, itulah yang jamak terjadi...
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin - Alleluia
Bacaan I Kisah Para Rasul 11:1-18
Mazmur Tangapan
Mzm 42:2-3. 43:3.4
(Ref: Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup)
Injil Yohanes 10:1-10
"Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh kau nyatakan haram" Kis 11:9 (Quae Deus mundavit tu ne commune dixeris) |
TERPENJARA OLEH NAFSU KEMURNIAN?
HARAM dan halal. Entahlah keduanya itu kapan berkarib? Rupanya sulit. Yang halal, iya rasa diri 'halal' cenderung nistakan yang 'haram.' Begitu pun yang anggap diri 'benar dan saleh' sepertinya wajibkan diri untuk mendepak yang dituduh 'kafirun dan najis.'
MANUSIA amatlah sensitif yang negatif terhadap yang kafir, najis, kotor, sesat, pada segala hal yang ternilai haram. Bahkan segilintir putuskan diri dan kelompok sendiri ada di kelompok terpuji, benar, saleh, pantas, kaum halal dan pewaris alam surgawi.
YANG nyata kini sebenarnya adalah apa yang disebut 'nafsu kesalehan.' Gelora hati seperti ini berdampak pada tindak suram nan seram kelabu terhadap sesama. Orang-orang yang ternilai sesat dan haram.
PETRUS ditegur oleh jemaat bersunat karena ia masuk rumah dan makan bersama-sama dengan kelompok tak bersunat. Ini sikap hati dan tindakan yang tak patut dibenarkan. Rasa diri (selalu) benar dan saleh sendiri memang tetap jadi gegar kesalehan dan penyakit rohani nan akut. Jauh dari semangat Yesus untuk mencari dan selalu halalkan kembali citra manusia yang telah anjlok.
Renungkanlah!
PERILAKU kita terhadap sesama mudah sekali diakarkan pada penilaian penuh perbandingan sikap hidup. Antara yang baik dan buruk, agamis dan kafirun, layak dan najis, moralis dan penuh bejat atau tak senonohnya. Dan kitalah yang cenderung tempatkan diri sendiri di jalur hidup mulia dan bercitra. Penuh kesuksesan dalam kebenaran. Tidak seperti sesama lainnya.
KATA-KATA orang banyak itu kiranya sadarkan kita, "Jadi kepada bangsa-bangsa lain pun Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup" (Kis 11:18). Kepada yang kafirun dan tak saleh selalu terbuka jalan untuk 'kembali.'
BAGAIMANA mungkin pewartaan tentang kasih dan pertobatan gencar dikumandangkan, sementara cara bersikap terhadap sesama tetap dalam belenggu penghakiman, penuh sinis dan sumpah serapah? Tapi, itulah yang jamak terjadi...
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin - Alleluia
Pater Kons Beo,SVD Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
St. ARNOLDUS JANSSEN, DOAKANLAH KAMI AMIN Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bahaya Perangai Kasar, Nalar Semestinya Sehat Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
|
0 Komentar